Salin Artikel

Jalur Menantang Sosialisasi Pemilu di Daerah Pelosok di Kampar

Kali ini, Kompas.com mengikuti petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Tapung untuk menyosialisasikan pemilihan umum (Pemilu) 2024 ke warga di daerah pelosok.

Desa Petapahan terletak di pinggir Sungai Tapung Kiri dan dikelilingi oleh sungai kecil, yakni Sungai Petapahan.

Desa ini berada di pertengahan sepanjang aliran Sungai Tapung, yang bermuara langsung ke Sungai Siak.

Kompas.com berangkat dari Pekanbaru ke Desa Petapahan dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam.

Sepanjang perjalanan, terlihat kondisi jalan banyak yang rusak, baik berlubang maupun bergelombang. Kiri dan kanan dipenuhi perkebunan kelapa sawit.

Jalan lintas ini juga banyak dilalui kendaraan berat yang mengangkut buah sawit hingga kayu industri.

Setelah tiba di Desa Petapahan, Kompas.com disambut oleh belasan personel polisi, termasuk Kapolsek Tapung, AKP Nursyafniati.

Polisi langsung mengarahkan menuju dermaga untuk berangkat ke daerah pelosok menyosialisasikan pemilu yang melewati jalur sungai, yaitu Sungai Tapung.

Sampai di dermaga, sudah ada beberapa polisi dan juga seorang prajurit TNI yang menunggu bersama paket sembilan bahan pokok (sembako) yang akan diberikan kepada warga saat sosialisasi pemilu.

Melewati jalur menantang

Dua perahu mesin untuk menuju daerah pelosok sudah disiapkan. Satu berukuran besar, satu lagi agak kecil bermuatan lima orang.

Perjalanan pun dimulai menuju rumah-rumah warga di pinggiran sungai.

Bertolak dari dermaga, melewati anak sungai yang masih tenang. Sekitar 15 menit kemudian, memasuki Sungai Tapung.

Perjalanan menuju rumah warga, melawan arus ke hulu sungai. Perasaan was-was karena sungai sedang pasang dan arusnya sangat deras sejak musim penghujan.

Sungai Tapung ini lebarnya sekitar 150 meter. Tapi, di beberapa bagian lebih lebar.

Rasa cemas dan takut pun bercampur. Sebab, di aliran sungai ini ada hewan predator, yaitu buaya.

Kedua perahu memilih melawan arus di tengah-tengah sungai. Sepanjang aliran sungai yang dilewati, kiri dan kanan masih hutan. Kayu-kayu besar nan tinggi menjulang.

Kicauan burung-burung pun seakan menemani perjalanan. Seketika pikiran tenang melihat indahnya alam semesta.

Alur sungai yang dilalui tidaklah lurus. Ada beberapa tikungan menantang yang mesti dilalui.

Pengemudi perahu mesin yang juga anggota polisi, tampak sangat berhati-hati saat berbelok agar tidak terbalik.

Apabila perahu manuvernya terlalu kencang, bisa-bisa karam dan tenggelam. Apalagi, perahu yang ditumpangi gampang goyang ketika diempas gelombang kecil.

Lebih kurang satu jam perjalanan, dari jarak sekitar 100 meter, terlihat beberapa rumah warga di pinggir sungai.

Bunyi deru mesin perahu memancing sejumlah anak-anak keluar rumah untuk melihat. Mereka tampak riang melihat kedatangan polisi berseragam cokelat.

Beberapa warga keluar dari rumahnya. Mereka merespons baik kedatangan petugas.

Polisi mengambil beberapa paket sembako untuk diberikan kepada warga. Paket sembako itu berisi minyak goreng, gula, beras hingga air minum kemasan.

Bantuan sosial itu diberikan kepada warga yang akan merayakan Natal 2023. Warga terlihat begitu ceria ketika mendapat bantuan itu.

Seraya menyerahkan bantuan, polisi memberikan sosialisasi dan edukasi pemilu kepada warga.

Polisi berpesan kepada warga agar menjaga keamanan dan ketertiban menjelang pemilu 2024. Selain itu, warga diminta untuk ikut memilih atau tidak golongan putih (golput).

"Jaga keamanan dan ketertiban ya bapak dan ibu semua, supaya pemilu kita berjalan dengan aman dan damai," ucap AKP Nursyafniati kepada warga.

Sebelum beranjak dari tempat rumah warga, ada kejadian tak menyenangkan dialami seorang anggota polisi.

Anggota polisi itu tercebur ke sungai pada saat masuk ke perahu. Seragam dan juga handphonenya ikut basah.

Kejadian itu sempat mengundang gelak tawa, sebelum si petugas ditolong polisi lainnya.

Perjalanan dilanjutkan menuju hulu sungai. Jalur sungai yang dilalui semakin deras yang memicu adrenalin.

Setelah satu jam lebih perjalanan, kami sampai ke titik yang cukup ramai rumah-rumah warga. 

Jarak rumah warga dari sungai hanya sekitar 20 meter. Bila debit air sungai terus meningkat, warga pun terancam banjir.

Petugas turun dari perahu, lalu menjemput warga untuk dikumpulkan di satu titik. Petugas mengumpulkan warga yang jumlahnya ratusan orang.

Rasa lelah di perjalanan sedikit terbayar dengan sambutan keramahan warga.

Sebelum paket sembako diserahkan, Kapolsek Tapung AKP Nursyafniati bersama anggotanya menyampaikan sosialisasi dan edukasi pemilu kepada warga.

Wakapolsek Tapung AKP Ferry M Fadillah menjelaskan kepada warga bahwa tahun ini adalah tahun politik.

Oleh sebab itu, ia berpesan kepada warga supaya menjaga situasi keamanan dan ketertiban.

"Kita ketahui bersama bahwa tahun ini adalah tahun politik. Karena itu, kami dari Polsek Tapung, Polres Kampar, menyampaikan kepada bapak dan ibu, berbeda pilihan itu silahkan saja." 

"Tetapi, jangan sampai beda pilihan menjadikan kita terpecah belah. Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan," pesan Ferry.

Tak hanya itu, ia juga meminta warga jangan sampai saling bermusuhan hanya karena berbeda pilihan.

"Pada 14 Februari 2024 nanti, silahkan beramai-ramai melakukan pemilihan," tutup Ferry.

Warga menyambut baik pesan yang disampaikan aparat kepolisian.

Salah seorang warga yang dituakan di permukiman itu, Safuaro Gea (55), berjanji akan menjaga keamanan dan ketertiban warga menjelang pemilu.

"Kami merasa sangat senang diberikan pemahaman tentang pemilu ini. Kami akan menjaga keamanan dan ketertiban di kampung ini."

"Selama ini, meskipun berbeda pilihan, kami tetap akur, rukun dan hidup damai," ucap Safuaro ketika berbincang dengan Kompas.com.

Menurut dia, pemilu adalah momentum yang ditunggu-tunggu. Harapan besar warga adalah mendapat pemimpin yang betul-betul peduli dengan masyarakat di daerah terpencil.

"Kami akan ikut memilih pemimpin pada pemilu 2024. Harapan kami, pemimpin yang terpilih nanti, tolong perhatikan ekonomi dan pembangunan di daerah kami," kata pria yang bekerja sebagai petani ini.

Kata senada disampaikan warga lainnya, Tety (39). Baginya, siapa pun yang menjadi pemimpin nantinya, agar peduli dengan masyarakat di daerah terpencil.

"Ya, kami sebagai warga tentu mengharapkan pemilu damai, tanpa ada perpecahan. Siapa pun yang menjadi pemimpin nantinya, semoga peduli dengan kami." 

"Kami di sini rata-rata pekerja nelayan dan buruh kebun, penghasilan tak seberapa," ujar Tety.

Ke daerah pedalaman ini adalah implementasi arahan Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal untuk melakukan cooling system atau mendinginkan suasana menjelang pemilu.

Jadi, edukasi pemilu tidak hanya dilakukan di pusat-pusat keramaian, tetapi juga ke masyarakat pedalaman.

"Kami akan berupaya menciptakan pemilu damai di tengah-tengah masyarakat."

"Di samping edukasi pemilu, hari ini kami juga memberikan paket sembako kepada warga yang akan merayakan Natal," kata AKP Nursyafniati seraya meninggalkan lokasi sosialisasi pemilu.

https://regional.kompas.com/read/2023/12/16/061858578/jalur-menantang-sosialisasi-pemilu-di-daerah-pelosok-di-kampar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke