Salin Artikel

Petaka Erupsi Gunung Marapi, Mahasiswa hingga Polisi Kehilangan Nyawa Saat Mendaki

KOMPAS.com - Sebanyak 23 nyawa terenggut akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (3/12/2023).

Beberapa korban berstatus mahasiswa. Terdapat pula seorang anggota polisi yang meninggal dalam kejadian tersebut.

Anggota polisi itu bernama Bripda Muhammad Iqbal (23), anggota Sabhara Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, ketika peristiwa tersebut terjadi, Iqbal sedang tidak berdinas karena libur.

Ia mendaki gunung bersama rombongan mahasiswa pencinta alam (mapala) salah satu perguruan tinggi di Padang, Sumbar.

"Sebelum mendaki, dia telah minta izin ke orangtuanya untuk naik gunung," ujarnya, Rabu (6/12/2023).

Akan tetapi, ketika Iqbal berada di gunung, Marapi meletus.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar mengidentifikasi Iqbal sebagai korban jiwa ke-16.

Jenazah Iqbal sudah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.

"Kita atas nama Polda Sumbar mengucapkan belasungkawa untuk semua korban, termasuk Iqbal," ucapnya.

Pria yang tinggal di Pekanbaru, Riau, ini mendaki Gunung Marapi bersama enam orang temannya pada Sabtu (2/12/2023) sore.

"Ilham tinggal sama kami. Dia kuliah di sini," ungkap kakak ipar korban, Dwi Kurnia Putra, Rabu.

Dwi terakhir kali bertemu Ilham pada Jumat (1/12/2023) sebelum adik iparnya pergi mendaki gunung.

Ketika hendak pergi, Ilham pamit kepada kakak kandungnya. Menurut Dwi, istrinya sempat tidak mengizinkan Ilham pergi.

"Dia pamit sama kakaknya, karena saya lagi pergi kerja. Tak diizinkan sama kakaknya pergi, tapi pergi juga. Kakaknya bilang, kalau pergi juga hati-hati," tuturnya.

Lalu, pada Minggu, kecemasan melanda keluarga Ilham lantaran mendapat kabar dari media sosial bahwa Gunung Marapi meletus.

"Kemudian kami telepon Ilham, tapi nomornya sudah tak aktif," jelasnya.

Keluarga korban lantas berangkat ke lokasi mencari informasi tentang keberadaan Ilham.

Hingga kemudian, pada Selasa (5/12/2023), jenazah Ilham ditemukan dan dievakuasi ke rumah sakit untuk diidentifikasi.

Jenazah Ilham tiba di rumah duka di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, pada Rabu sekitar pukul 18.18 WIB.

Beberapa saat berselang, jenazah dishalatkan dan dikebumikan di tempat permakaman umum (TPU) Jalan Sudimoro, Kecamatan Tenayan Raya.

Seorang mahasiswa Politeknik Negeri Padang, Yasirli Amri, juga menjadi korban erupsi Marapi.

Kakak Yasirli Amri, Frans Swamitra, mengungkapkan, adiknya merupakan seorang yang aktif di media sosial.

Ketika erupsi terjadi, adiknya sempat meminta pertolongan melalui media sosial.

"Kebetulan pada saat kejadian masih memegang handphone (HP) dan mencoba meminta tolong melalui media sosial," terangnya, Selasa, dilansir dari Tribun Padang.

Selain itu, Yasirli juga sempat menghubungi orangtuanya. Usai mendapat kabar tersebut, pihak keluarga meminta bantuan kepada Wali Nagari sekitar.

Frans menjelaskan, pendakian Marapi ini menjadi momen pertama adiknya naik gunung.

"Saat hendak mendaki Gunung Marapi ada meminta izin dan orangtua mengizinkan. Karena orang yang membimbing dia ada di situ," bebernya.

Jasad Yasirli Amri selesai diidentifikasi oleh tim DVI Polda Sumbar pada Selasa pukul 19.01 WIB.

Yasirli lantas dibawa dan dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Tanah Datar pada Rabu siang.

Berdasarkan keterangan polisi, tatkala Marapi mengalami erupsi, terdapat 75 pendaki di gunung tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 52 orang selamat dan 23 orang meninggal dunia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Idon Tanjung, Perdana Putra | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief), TribunPadang.com

https://regional.kompas.com/read/2023/12/07/183906978/petaka-erupsi-gunung-marapi-mahasiswa-hingga-polisi-kehilangan-nyawa-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke