Salin Artikel

Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

MATARAM, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) merilis hasil sensus pertanian 2023 pada Senin (4/12/2023).

Salah satu catatan BPS, angka petani milenial di NTB memiliki jumlah yang tinggi. Dari 742.000 petani di NTB, 30 persen di antaranya petani milenial, yakni petani yang berusia 19 sampai 39 tahun sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 4 Tahun 2019.

"Petani milenial kita diangka 30 persen lebih di angka 225.483, persentasenya cukup tinggi," ungkap Kepada BPS NTB Wahyuddin saat ditemui di kantornya.

Menurut Wahyuddin, para petani ini banyak memanfaatkan teknologi untuk melakukan produksi pertanian.

"Semisal mereka menggunakan internet untuk memesan benih, mengukur cuaca dengan teknologi. Intinya mereka memanfaatkan teknologi," kata Wahyuddin.

Wahyuddin menyebut, sensus petani milenial baru pertama dilakukan, sehingga tidak ada data untuk membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Ini baru pertama kita sensus yang namanya petani milenial, jadi belum ada data untuk mengkomparasi. Tapi kalau dilihat angkanya ini cukup banyak," kata Wahyuddin.

Wahyuddin juga belum bisa menjelaskan komoditas yang banyak ditanam para petani milenial, mengingat saat ini masih proses analisis data.

"Saya belum berani menjawab apakah yang banyak ditanam itu tanaman pangan (padi), holtikultura, atau ternak. Kami masih dalam proses analisis," kata Wahyuddin.

Wahyuddin berharap, petani milenial dapat terus berinovasi untuk memenuhi produksi dalam negeri.

"Nah, ini yang perlu dilakukan para petani terus berinovasi, menemukan cara-cara baru bertani memanfaatkan teknologi sehingga hasilnya banyak dan pengerjaan yang efisien," kata Wahyuddin.

https://regional.kompas.com/read/2023/12/04/195554378/petani-milenial-di-ntb-capai-225000-orang-manfaatkan-teknologi-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke