Salin Artikel

Kisah Triyono, Niat Bekerja untuk Keluarga tapi Tewas Diserang KKB di Papua Tengah

Saat kejadian, Triyono dan empat rekannya sedang bekerja di proyek pembangunan puskesmas di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Ia dan dua rekannya, Suyanto (40) dan Satiman (40) tewas dengan luka tembak serta luka sabetan senjata tajam di tubuhnya.

Sementara dua rekan lainnya, Nurali dan Alfian berhasil diselamatkan warga setempat.

Jenazah Triyono kemudian diterbangkan dari Papua Tengah ke Semarang dan dibawa menggunakan ambulans ke rumah duka.

Isak tangis pecah saat jenazah Triyono tiba di rumah duka di di Desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2023) sekitar pukul 20.45 WIB.

Di dalam rumah sederhana berdinding papan beralaskan tanah itu, Ibunda dan istri Triyono menangis histeris saat terakhir kalinya melihat wajah Triyono yang sudah berbalut kafan.

"Ya Allah... Ya Allah...," jerit istri Triyono, Nur Khasanah (33).

Sejumlah pelayat baik kerabat maupun tetangga yang menyaksikannya pun tak kuasa menahan tangis. Setelah dishalatkan, jenazah Triyono kemudian langsung dikebumikan di pemakaman umum Desa Wates.

Sempat dilarang kerja di Papua Tengah

Triyono adalah pekerja bangunan yang kerap bekerja di luar kota. Bapak tiga anak itu kemudian mendapat tawaran bekerja untuk membangun puskesmas di Papua Tengah.

Sebagai tulang punggung keluarga, Triyono pun pamit untuk bekerja ke Papua tengah.

Padahal saat itu pihak keluarga sempat melarang karena khawatir dengan konflik yang terjadi di tempat Triyono bekerja.

Namun Triyono bersikukuh karena terdesak kebutuhan ekonomi. Ia pun terbang ke Papua untuk menggarap proyek pembangunan puskesmas di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Baru 1,5 bulan bekerja, Triyono menjadi korban penyerangan KKB yang membuatnya kehilangan nyawa.

"Sudah satu bulan setengah berangkat ke Papua Tengah. Korban memang pekerja bangunan dan sudah terbiasa ke luar kota," kata Kepala Desa Wates, Iswahyudi saat dihubungi melalui ponsel, Senin (27/11/2023).

Iswahyudi pun mengecam penyerangan yang membuat warganya kehilangan nyawa.

"Kami mengecam kekejian KKB. Hati nurani kalian di mana? Suami yang mencari nafkah halal untuk keluarga kalian bunuh, bagaimana nasib anak dan istrinya yang kehilangan tulang punggungnya? Semoga pemerintah Indonesia bisa secepatnya menuntaskan gejolak di sana," tegas Iswahyudi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Gloria Setyvani Putri)

https://regional.kompas.com/read/2023/11/30/081000378/kisah-triyono-niat-bekerja-untuk-keluarga-tapi-tewas-diserang-kkb-di-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke