Salin Artikel

Banua Wuhu, Gunung Api Bawah Laut di Kepulauan Sangihe

KOMPAS.com - Indonesia yang terletak di jalur cincin api atau ring of fire memiliki beberapa gunung api bawah laut (submarine volcano), salah satunya adalah Banua Wuhu atau juga dikenal sebagai Gunung Mahangetang.

Letak gunung api bawah laut Banua Wuhu berada 300 meter di sebelah barat daya Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

Adapun lokasi tepatnya gunung api bawah laut ini berada di 3º 08'16" Lintang Utara dan 125º29'26" Bujur Timur.

Gunung Banua Wuhu memiliki ketinggian 400 meter Jika diukur dari dasar laut, dengan puncak yang berada dekat di permukaan laut, yaitu di kedalaman sekitar 6 meter.

Banua Wuhu merupakan gunung api aktif, yang lokasi titik kepundannya ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter.

Selain itu, air laut akan terasa lebih hangat di sekitar kepundannya, dengan suhu air rata-rata 37-38 derajat celcius.

Sejarah Letusan Banua Wuhu

Gunung bawah laut Banua Wuhu ternyata memiliki sejarah letusan yang cukup panjang.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, dalam catatan NOAA, di sekitar fenomena alam bawah laut ini dulunya sempat terbentuk beberapa pulau sebagai dampak proses letusan Banua Wuhu.

Tetapi pulau-pulau tersebut kemudian menghilang, termasuk sebuah pulau setinggi 90 meter yang terbentuk pada 1835. Jejak yang tersisa hanya berupa susunan beberapa batuan 13 tahun kemudian.

Letusan Gunung Banua Wuhu pada September 1889 membentuk sebuah pulau baru yang mencapai ketinggian 50 meter pada 1894.

Kemudian, letusan Gunung Banua Wuhu pada April dan Agustus 1904 membentuk lima kawah.

Pulau baru lainnya terbentuk Juli 1918 hingga Desember 1919, dan menghilang sepenuhnya pada 1935.

Letusan Gunung Banua Wuhu kembali terjadi April 1919, di mana hujan batu-batu besar dan abu melanda Pulau Mahengetang yang menimbulkan kerusakan dan banyak rumah warga terbakar.

Menyelam di Banua Wuhu

Suhu air yang lebih hangat dan kemunculan gelembung air dari sela-sela batuan menjadi sebuah fenomena unik yang menarik wisatawan untuk melakukan penyelaman.

Terkadang wisatawan juga bisa mendengarkan suara gemuruh dari Gunung Banua Wuhu ketika menyelam.

Selain itu, walaupun dekat dengan gunung api bawah laut yang aktif ternyata biota laut yang hidup di lokasi ini masih cukup sehat, terutama pada kedalaman hingga 20 meter.

Fenimena tersebut membuat perairan di sekitar Gunung Banua Wuhu menjadi menjadi spot diving dan snorkeling yang kerap dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Meski kerap dianggap ekstrim, namun melakukan penyelaman di dekat Banua Wuhu menawarkan sensasi tersendiri bagi para wisatawan.

Perairan di sekitar Banua Wuhu memang telah dinyatakan aman untuk diselami, namun penyelam harus tetap waspada.

Salah satunya, penyelam dilarang menyentuh gelembung atau batuan di dasar laut yang terlihat mengeluarkan gelembung.

Hal ini karena suhu panas dari gelembung dan batuan tersebut bisa menyebabkan kulit penyelam melepuh karena mengalami luka bakar.

Selain itu, waktu terbaik untuk menyelam di perairan sekitar Banua Wuhu adalah pada pagi atau siang hari.

Hal ini karena arus di perairan Pulau Mahengetang cukup kuat pada sore dan malam hari, sehingga cukup berbahaya bagi penyelam.

Sumber:
vsi.esdm.go.id 
indonesia.go.id 
sulut.bpk.go.id 
regional.kompas.com (Rachmawati) 

https://regional.kompas.com/read/2023/11/25/211034578/banua-wuhu-gunung-api-bawah-laut-di-kepulauan-sangihe

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke