Salin Artikel

Saat Pengungsi Rohingya Ditolak Mendarat di Aceh...

Mereka menolak pendaratan kapal pengangkut pengungsi Rohingya.

Kapal sepanjang 50 meter tersebut terlihat terombang-ambing oleh ombak beberapa meter dari bibir pantai.

Geuchik (kades) Kuala Pawon, Mukhtar, mengatakan kapal itu mulai disadari keberadaannya oleh warga pada sekitar 04.50 WIB.

Warga pun bergerak untuk mencegah kapal itu berlabuh.

"Ada ratusan warga datang dan menolak mereka turun di kawasan desa kami," ujar Mukhtar.

Meski menolak, sebagian warga terlihat memberikan bantuan berupa sembako dan mi instan ke orang yang ada di dalam kapal pengungsi itu.

Hanya saja beberapa bantuan terlihat dibuang ke laut.

"Bantuan itu walaupun sudah terendam air asin, kami ambil kembali," ujar Mukhtar.

Sementara itu Desa Meunasah Dua Pasi, Muchtaruddin dihubungi per telepon, menyebutkan, mereka sempat dikejutkan dengan kapal kayu berisi ratusan Rohingnya.

"Kapal mereka tak jauh dari desa kami. Empat orang sempat turun ke desa meminta bantuan, dan sudah diberikan air minum dan bahan makanan,” kata Muchtaruddin.

Ia mengatakan, informasi dari salah satu pengungsi yang sempat turun, rombongan tersebut berasal dari Kamp Kutupalong yang ada di Ukhia, Cox's Bazar, Bangladesh dengan tujuan Malaysia.

“Mereka jumlahnya 249 orang, 78 laki-laki, 108 perempuan dan 54 anak-anak," kata Muchtaruddin.

Pada Rabu sore sekitar pukul 17.16 WIB, kapal tersebut dilaporkan mendarat di Desa Aron, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara.

Namun kedatangan pengungsi Rohingya juga ditolak oleh masyarakat Aceh Utara.

Kapal kayu yang ditumpangi para pengungsi itu pun didorong kembali ke laut setelah sebelumnya sempat mendarat.

"Hari ini sudah dua kali ditolak masyarakat, pertama tadi di Bireuen, dan kemudian di Aceh Utara," kata Panglima Laot (laut) Aceh Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh, Kamis (16/11/2023) malam.

Ia mengatakan para pengungsi sempat mendarat di bibir pantai dan mendapatkan makanan hingga pakaian dari masyarakat setempat.

Setelah itu kapal yang berisi ratusan pengungsi itu didorong kembali ke lautan.

"Pemerintah di sana tidak sanggup menerima karena tidak ada yang bertanggung jawab, masyarakat tidak mau di situ, dan kembali didorong ke laut," ujar dia,

Sebelum rombongan tersebut, Aceh didatangi ratusan pengungsi Rohingya sejak tiga hari terakhir.

Pertama pada Selasa (14/11/2023) di pesisir pantai Gampong Blang Raya Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie 200 orang.

Tujuh pria pengungsi kabur setelah mendarat di bibir pantai. Saat itu imigran yang terdata ada 61 laki-laki dewasa, 69 perempuan dewasa, 27 anak perempuan, dan 32 anak laki-laki.

Para imigran terdampar di Pantai Kale pada Selasa siang dengan perahu kayu besar.

Mereka kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara di Mina Raya, Padang Tiji. Mereka digabungkan dengan pengungsi Rohingya lainnya yang sudah terlebih dahulu ditampung di sana.

Sehari setelahnya, Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 imigran Rohingya kembali mendarat di kawasan Pantai Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.

Rombongan ketiga adalah yang mendapat penolakan dari warga setempat.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Masriadi | Editor: Glori K. Wadrianto, Teuku Muhammad Valdy Arief), Serambinews

https://regional.kompas.com/read/2023/11/17/142400678/saat-pengungsi-rohingya-ditolak-mendarat-di-aceh-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke