Salin Artikel

Dapat IPK 3,92, Anak Sopir Angkot Ini Jadi Wisudawan Terbaik UIN Walisongo

Nilal Muna berhasil menjadi wisudawan terbaik setelah dinyatakan lulus tanpa skripsi dengan IPK 3,92.

Latar belakang keluarga yang serba pas-pasan memantik Nilal untuk berusaha keras agar dapat mengangkat derajat keluarganya.

Anak seorang sopir angkot tersebut ditetapkan menjadi wisudawan terbaik setelah menulis artikel ilmiah dengan judul “ Analisis Pergeseran Stigma Gender Guru Pendidikan Anak Usia Dini” yang terbit di Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini terindeks Sinta 2.

Tidak hanya itu, Nilal Muna juga terhitung lulus singkat. Dia menempuh pendidikan dalam waktu 3 tahun 26 hari.

Perjalanan perkuliahan bagi Nilal Muna tidak mudah. Awalnya dia sempat ragu karena untuk kuliah membutuhkan biaya yang cukup besar baginya.

Nilal Muna mengaku sempat mengurungkan niatnya untuk meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi jika tidak diterima di UIN Walisongo Semarang. Namun, dia bersyukur akhirnya diterima.

"Kalau saya tidak diterima kuliah maka saya tidak akan kuliah selama lamanya, kalau saya keterima maka saya akan bersungguh-sungguh," kata dia kepada Kompas.com.

Hal itulah yang membuatnya mempunyai semangat tinggi saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sejak awal kuliah, dia sudah meyakini akan mewujudkan cita-citanya.

"Saat saya kuliah saya jadi sadar bahwa dengan adanya pendidikan setiap orang bisa merubah nasibnya," ungkap Nilal Muna.

"Saat saya awal kuliah sempat pesimis masalah dana, namun Allah cukupkan," imbuh dia.

Mahasiswi asli Kota Semarang ini juga dikenal aktif dalam menulis berbagai artikel ilmiah. Beberapa diantaranya adalah “ Development of Educational Game Tool, “Magic Spinman” to improve the Fine Motor Skill off Early Childhood Education Student” yang terbit di Jurnal Al Athfaal Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini Terindeks Sinta 3.

Dia juga menulis artikel yang berjudul Menggali Makna Kemerdekaan HUT RI bagi Masyarakat Urban (Studi Kasus di Meteseh Tembalang) terindeks Sinta 5.

Tidak hanya menulis di berbagai jurnal ilmiah, Nilal juga aktif di forum ilmiah dengan mengikuti International Conference Perkumpulan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dengan menyampaikan papernya yang berjudul “ Doconstruction of Early Childhood Gender Stigma Study At RA Hj.Sri Musitarti Semarang.

Meskipun hanya hidup dengan sang ayah karena ibunya meninggal sejak usia lima tahun, Nilal Muna tetap semangat untuk menulis artikel ilmiah.

Dia juga menulis Buku Ber-ISBN yang diterbitkan di Fatiha Media dengan judul “ Strategi Pembelajaran Nilai Agama dan Moral pada Anak Usia Dini Berbasis Genetik STIFIn”.

Sementara itu, Plt Rektor UIN Walisongo Semarang Nizar mengapresiasi pencapaian Nilal Muna tersebut yang dapat lulus melalui non skripsi.

"Sekarang dimulai adanya keputusan S1,S2 dan S3 bisa lulus nonskripsi," katanya saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, lulusan nonskripsi merupakan kewenangan perguruan tinggi masing-masing.

"Bisa diterapkan kalau dirasa mahasiswa dari segi akademik sudah mampu dan melewati tahapan penilaian secara komprehensif di level prodi dan fakultas," paparnya.

UIN Walisongo Semarang membuka lulusan nonskripsi ini merespon kebijakan pemerintah melalui kementerian soal adanya pilihan lulus non skripsi.

"Lulus Non skripsi bisa mempercepat kelulusan mahasiswa dengan mempertanggungjawabkan secara akademik bisa melalui karya yang ujian secara komprehensif," imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/09/184331778/dapat-ipk-392-anak-sopir-angkot-ini-jadi-wisudawan-terbaik-uin-walisongo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke