Salin Artikel

Kisah Warga di Manggarai Barat, Berebut Air Minum dengan Ternak Kerbau dan Sapi di Kali

Warga Kampung Golo Karot dan Pandang, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, contohnya.

Guna mendapatkan air bersih, terkadang warga di wilayah tersebut harus berebut dengan hewan ternak kerbau dan sapi.

Frederikus Maga, Kepala Dusun Sambir Bendera, menuturkan, warga sudah mengalami susahnya air bersih selama belasan tahun.

Salah satu faktornya adalah di kampung itu tidak terdapat sumber mata air dan layanan air bersih dari pemerintah.

Akibatnya, warga terpaksa mengambil air kali Wae Sepang yang jaraknya sekitar 800 meter dari perkampungan. Kali itu juga tempat ternak seperti sapi dan kerbau minum.

"Karena air untuk minum bersumber dari tempat yang sama jadinya kami berebut air dengan kerbau dan sapi. Hewan di sebelah atas, kaki di sebelah bawah ambil air," tutur Frederikus saat dihubungi Kamis siang.

"Kami ambil air kali untuk minum, cuci dan untuk kamar mandi serta toilet," sambung dia.

Ia mengungkapkan, warga memilih mengambil air di kali itu pagi dan sore hari. Mereka memikul jeriken dan ember dengan berjalan kaki sejauh 800 meter.

Selain karena banyak aktivitas lain di siang hari, kondisi iklim yang panas juga menjadi alasan utamanya.

"Air dari kali itu terkadang keruh, karena di tempat yang sama merupakan lokasi pembuangan limbah dari Pasar Lembor dan limbah persawahan," ungkap dia.

Frederikus mengatakan, air yang diambil warga penggunaannya mesti sejalan dengan ketersediaan. Warga mesti pintar-pintar menghemat.

Namun jika terdesak biasanya warga terpaksa membeli air tangki.

"Kalau pun mau beli ya tunggu ada uang. buat yang ada uang," katanya.

Berbagai upaya telah dilakukan agar keluar dari kondisi susah mendapatkan air minum bersih itu.

Salah satunya melalui Pakartulus, sebuah wadah komunikasi untuk warga di tiga anak kampung yakni Pandang, Golo Karot dan Wae Tulu.

Ia menyebut, belum lama ini warga dua kampung tersebut telah bertemu dengan Aurelius Endo, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Wae Mbeliling.

Dalam pertemuan itu pihak Perumda Mbeliling berjanji masalah air bersih yang selama ini membelenggu warga di sana segera dituntaskan dengan langkah cepat dan tepat.

Salah satunya adalah dengan skema emergency, drop air dengan mobil tangki.

"Untuk sementara kami akan drop menggunakan mobil tangki 4.000 liter setiap hari atau sesuai kebutuhan, ini skema emergency."

"Karena sistem drop, maka warga harus siapkan tempat penampung di masing-masing rumah," beber dia.

Ia menambahkan, sesuai kesepakatan, setiap tangki air sebanyak yang mendistribusikan air akan dikenakan jasa angkut sebesar Rp 75.000.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/09/164642578/kisah-warga-di-manggarai-barat-berebut-air-minum-dengan-ternak-kerbau-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke