Salin Artikel

Cuaca Panas Ekstrem Berkepanjangan, Petani Cabai Terancam Merugi

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Antoni Cahyono mengatakan, di wilayahnya lahan tanaman cabai yang terdampak seluas sekira 5 hektar.

"Kalau punya saya, lahannya 1,5 hektar, hampir semua mulai membusuk. Padahal sekarang ini harusnya sudah mendekati panen," terangnya, Rabu (8/11/2023).

Cahyono mengungkapkan, dalam kondisi normal, satu pohon untuk sekali panen bisa mencapai 2 kg. Namun sekarang maksimal hanya bisa 0,5 kg.

"Itu paling banyak, tapi memang sekarang berkurang karena banyak cabai yang kering," ujarnya.

"Kekeringan ini menyebabkan cabai kering, dan daunnya menguning. Sehingga tak bisa tumbuh maksimal, hampir semua petani mengalami ini," kata Cahyono.

"Tapi tetap hasilnya tidak baik, apalagi sumber air juga berkurang karena memang kemarau sangat panjang," paparnya.

Hasil panen yang berkurang akibat cuaca panas yang berkepanjangan membuat harga cabai pun jadi melonjak. Untuk cabai rawit setan, per kilogram mencapai Rp 75.000 dan cabai keriting Rp 60.000.

"Kami petani langsung menjual ke pasar, tidak pakai pengepul. Memang harganya menjadi lebih mahal karena barangnya tidak sedikit," ungkap Cahyono.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/08/201937378/cuaca-panas-ekstrem-berkepanjangan-petani-cabai-terancam-merugi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke