Salin Artikel

Ingin Hapus Politik Uang, Calon Kades di Purworejo Berjanji Hibahkan Tanah Bengkok untuk Setiap RT

Qosim mengatakan, hal tersebut sudah masuk dalam kontrak politik yang dia lakukan bersama masyarakat di Desanya. Hal ini dilakukan Qosim untuk menghapus politik uang yang selama seolah menjadi tradisi.

Bahkan, kontrak politik yang dibuat Qosim, disertai surat pernyataan yang ditandatangani oleh dirinya dan disaksikan oleh warga dari 9 RT Desa Winong. Tak hanya itu, niat Qosim untuk maju sebagai calon Kades dengan tanpa politik uang sudah disampaikan kepada warga setempat.

"Saya berniat nanti tidak ada politik uang sama sekali, jadi nanti jika saya terpilih, bengkok akan dibagi kepada 9 RT. Kita sudah adakan pertemuan pada 11 September yang lalu dan membuat hitam di atas putih (pernyataan)," kata Qosim saat ditemui di kediamannya, Selasa (3/10/2023).

Qosim menyebut, dalam surat pernyataan tersebut, dia akan menghibahkan 80 persen tanah Bengkok untuk warga. Diketahui tanah Bengkok yang ada di Desa Winong seluas 8 hektar.

"Luasnya sekitar 80.000 meter persegi jadi kalau 80 persen sekitar 64.000 meter persegi. Silakan nantinya dikelola oleh masing-masing RT," kata Qosim.

Qosim melanjutkan, dengan tanah bengkok desa yang dihibahkan tersebut, diharapkan setiap RT dapat mempunyai kas dari hasil pertanian. Sehingga, kegiatan di setiap RT akan terus berjalan tanpa dengan memanfaatkan uang kas tersebut.

"Harapannya, jika semua RT sudah mempunyai penghasilan mandiri dan dapat menyejahterakan warganya, politik uang di desa kami akan hilang entah saat Pilkades, maupun pada pemilihan umum lainnya," kata Qosim.

Qosim berkata, setiap hektarnya sawah tesebut bisa menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 25 juta setiap kali panen. Sawah tersebut bisa panen hingga 2 kali dalam satu tahun. "Kalau airnya lancar bisa 3 kali setahun mas," kata Qosim.

Selain melakukan pertemuan dengan warga di 9 RT, Qosim juga memasang sejumlah Banner yang bertuliskan "80 % Bengkok kembali ke masyarakat dibagikan ke setiap RT/RW Desa Winong".

Total ada 7 titik banner yang dipasang untuk menyosialisasikan progam hibah tanah Bengkok tersebut.

Qosim menambahkan, dalam Pilkades di desanya biasanya seorang calon Kades didukung oleh tim Sukses. Nah tim sukses inilah yang nantinya menggarap tanah bengkok tersebut.

Tak jarang, seorang calon kades juga didukung dan dibiayai oleh sejumlah orang. Sehingga Kades terpilih tidak bebas dalam mengambil keputusan.

Ia tak ingin jika nanti dirinya jadi Kades, ada utang budi dan materi kepada tim sukses yang telah mendukungnya.

"Saya ingin mengubah kebiasaan tradisi yang sudah ada, pengen ngadek dewe (berdiri sendiri) tidak ingin jadi kades boneka," kata Qosim.

Sampai saat ini, Qosim yang berlatar belakang sebagai tukang servis peralatan elektronik ini yakin dirinya dapat memenangkan Pilkades di Desanya.

"Saya selalu katakan kepada warga, 'puasa dulu baru Lebaran atau Lebaran dulu baru puasa'. Artinya, kalau pada pemilihan itu terima uang, berarti Lebaran dulu, selanjutnya warga harus puasa. Tapi kalau hilangkan politik uang, kita puasa dulu dan nantinya kita akan Lebaran karena warga bisa menggarap bengkok," kata Qosim.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/03/100218678/ingin-hapus-politik-uang-calon-kades-di-purworejo-berjanji-hibahkan-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke