Salin Artikel

Harga Beras di Palu Tembus Rp 14.000 Per Kg, Bulog Ungkap akibat Panen Tak Serentak

Seorang pembeli, Sisi mengaku berat dengan harga beras saat ini. Apalagi saban harinya dirinya berjualan makanan.

"Berasa sekali harga beras sekarang. Apalagi saya berjualan makanan dengan sistem prasmanan," kata Sisi, ditemui KOMPAS.com di pasar Tradisional Masomba, Rabu (20/9/2023).

"Benar tidak langsung naik sekaligus berasnya tapi bertahap. Tapi tetap saja berasa," ujarnya.

Tak hanya Sisi, Anna (42) seorang ibu rumah tangga juga mengaku tingginya harga beras sekarang.

"Berasa betul harga beras sekarang," ujarnya.

Pedagang di pasar Masomba , Kasma (42) smengaku kenaikan ini sudah terjadi di awal tahun.

"Dari Rp 10.000 lalu itu per kilonya, baru naik Rp 12.000, Rp 13.000 dan sekarang Rp 14.000. Soalnya di penggilingan beras pengirimannya ke Jawa karena harga di sana tinggi, " katanya.

"Awalnya kita tidak prediksi beras akan naik karena sudah naik di Januari 2023 lalu, tapi ini naik lagi. Sudah seminggu harga beras jadi Rp 14.000 per kg," ujarnya.

"Kita sudah kemas dalam ukuran 5 kilogram. Kita kirim ke pasar itu tiga kali dalam sepekan sebanyak 10 ton setiap pasar," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Heriswan.

"Itu ada outlet dan mitra kita yang menyiapkan beras SPHP, " ujarnya.

Heriswan mengatakan kenaikan harga beras di wilayah Sulteng tidak terlalu signifikan. Menurutnya kenaikan ini penyebabnya karena di Sulteng belum panen.

"Berhubung panen tidak serentak. Makanya harga tinggi. Untuk mengantisipasi kenaikan ini kita jor- joran jual beras SPHP di pasar," katanya.

"Selain itu pemerintah segera menyalurkan bantuan pangan. Sehingga beras ada di setiap KPM atau keluarga penerima manfaat. Bantuan pangan ini selama 3 bulan ke depan (Oktober, November Desember). Berhubung karena harga cenderung naik, maka pemerintah mempercepat penyaluran, " jelasnya

"Mudah-mudahan dengan adanya, bantuan pangan ini bisa menekan kenaikan harga, " harapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/21/101821578/harga-beras-di-palu-tembus-rp-14000-per-kg-bulog-ungkap-akibat-panen-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke