Salin Artikel

Remaja di Semarang Tewas Dikeroyok karena Curi Uang Rp 600.000, Korban Digunduli dan Diseret oleh Pelaku

Penganiayan dipicu saat MAA dipergoki mencuri uang Rp 600.000 milik temannya.

Kasus tersebut berawal saat MAA numpang menginap di rumah temannya, Bagus Putra Prataman di Perumahan Emerald Indah, Meteseh, Tembalang, Kota Semarang.

Saat MAA menginap, Bagus kehilangan uang Rp 600.000 di dompetnya dan menuduh MAA mengambil uangnya. Menurut Bagus, ia sudah mengangggap MAA seperti saudaranya sendiri.

Bahkan MAA kerap menginap di rumah Bagus dan akrab dengan keluarganya.

"Saya punya masalah karena almarhum ambil uang dari dompet saya Rp 600.000. Padahal dia juga sering nginap di rumah saya dan dekat dengan keluarga saya," ujarnya.

Ajak 5 temannya aniaya korban

Tak terima dengan perilaku MAA yang mencuri uang Rp 600.000, Bagus mengajak lima temannya untuk menganiya korban.

"Uang saya Rp 600 ribu hilang dari dompet, saya curiga korban yang curi maka saya tanya ke korban uang bisa balik ngak? uang habis untuk apa? jawabannya uang habis untuk jajan habis itu jawabnya terbelit-belit," kata Bagus

Kelima rekan Bagus adalah Agung Rahmanto (26), Mika Faqih (19), Plateau Malik (21), Haidar Saputra (21), Muhammad Haris (20).

Di saat kejadian, Bagus mengajak MAA ke warnet dan memaksanya mencukur rambut hingga gundul di daerah Klipang, Tembalang, Kota Semaarang.

"Sehabis saya kehilangan uang , korban sempat hilang seminggu, setelah tahu dia di rumahnya saya jemput lalu bawa ke warnet tempat biasa saya nongkrong," sambung Bagus.

Saat berada di warnet, Bagus mengaku menanyai perihal pencurian yang dilakukan MAA. Namun jawaban MAA yangberbelit membuat Bagus kesal hingga memukuli kepala korban dengan sandal.

"Jawabannya terbelit-belit maka saya pukul di bagian kepala sebelah kiri sama tangan sebanyak delapan kali," katanya

Korban kemudian dianiaya kembali oleh Bagus dan lima rekannya. Dalam kondisi babak belur, MAA dibawa Bagus ke rumahnya di Perumahan Emerald.

Ia bermaksud merawat korban di rumahnya. Mereka tiba di rumah pada pukul 03.00 WIB. Kepada sang ibu yang bernama Indri, Bagus mengatakan MAA dipukuli temannya.

Oleh sang ibu, Bagus dan MAA pun disuruh untuk beristirahat.

"Korban biasa tidur di rumah. Saya sempat kabari adiknya bahwa korban dipukuli orang (bohong). Habis korban meninggal saya syok tapi abis itu jujur ke orangtua korban meninggal karena tak pukuli," ungkapnya.

Kematian MAA diketahui siang hari saat Indri hendak memberi makanan kepada MAA. Namun betapa terkejutnya saat ia tahu, MAA sudah tak bernyawa.

Ia pun segera membuat laporan ke polisi.

Ia mengaku sempat menyeret korban ke kamar mandi lalu menginjaknya.

"Saya ketika itu mabuk jadi ikutan emosi mukul punggung satu kali pipi kanan kiri satu kali. Habis itulah seret ke kamar mandi kemudian piting lehernya," kata dia.

"Lalu saya tendang injak pundak sebelah kanan dan kepala atas sebanyak tiga kali," imbuhnya.

Sementara itu Plateau Malik Kusuma (21) mengatakan, ia memukul tubuh korban dengan tangan kosong sebanyak 10 kali.

"Saya menyulut sedotan (pakai api) lalu menaruhnya pada bagian tangan dan kaki kiri dan kepala," tuturnya.

Kanit Resmob Polrestabes Semarang, AKP Dionisius Yudi menuturkan, hasil otopsi menunjukan adanya gegar otak akibat pendarahan sehingga korban meninggal dunia.

"Akar masalah kurang lebih masalah uang. Korban dicukur rambutnya lalu dibawa ke dalam warnet lalu dipukul beramai-ramai," katanya.

Sesudah dipukuli, korban diajak ke rumah seorang tersangka bernama Bagus. Di rumah tersebut pula korban ditemukan meninggal dunia.

"Keenam tersangka merupakan warga Kecamatan Tembalang. Mereka ditangkap di rumahnya masing-masing," paparnya.

Mereka dijerat pasal perlindungan anak karena korban masih di bawah umur yakni pasal 76 C junto pasal 80 ayat 3 UURI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan UU nomor 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak.

"Ancaman 15 tahun penjara," tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Titis Anis Fauziyah | Khairina), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2023/09/16/112200978/remaja-di-semarang-tewas-dikeroyok-karena-curi-uang-rp-600000-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke