Salin Artikel

Saat Nelayan di Lampung Tak Bisa Lagi Cari Ikan akibat Reklamasi...

LAMPUNG, KOMPAS.com - Nelayan di wilayah perairan Pantai Karang Jaya, Lampung, terpaksa gigit jari. Mereka tak bisa lagi mencari ikan karena tempatnya melaut kini ditimbun tanah reklamasi.

Habsy (38), nelayan warga Kampung Karang Jaya termenung menatap layar ponsel pintarnya. Ia melihat aktivitasnya memancing ikan dan mencari cacing laut melalui tayangan video di ponselnya.

Jemarinya kemudian bergerak, memencet tombol kembali lalu menyentuh tampilan video lain, sebuah video hamparan laut dangkal dengan air berwarna hijau dan deburan ombak kecil.

"Ini video sebelum reklamasi, Bang," kata Habsy di Bandar Lampung, Jumat (15/9/2023) siang.

Embusan angin laut dan deburan ombak itu kini hanya bisa dinikmatinya melalui akun media sosialnya.

Tiada lagi yang tersisa saat pantai di depan rumahnya itu kini tinggal hamparan lahan kering akibat reklamasi.

"Sekarang kering, Bang. Sudah ketimbun tempat saya cari makan, sudah hancur," katanya.

Habsyi dan sebagian besar warga Kampung Karang Jaya hanya nelayan pinggiran yang mencari ikan dengan cara memancing ataupun menebar jala.

Daya jelajah mereka sangat terbatas, hanya di sekitar pantai. Perahu mereka tidak mampu menerjang ombak di luar radius perairan dangkal itu.

"Kalau dulu ya begini, Bang. Nyari ikan emang dekat-dekat sini. Namanya nelayan pancing, cuma punya perahu dayung, enggak bisa ke tengah," kata dia sambil menunjukkan video di ponselnya.

Namun, kondisi perairan dangkal itu kini tinggal cerita. Tiada lagi deburan ombak. Hilang sudah warna air kehijauan dan ikan-ikan kecil di pinggir perairan.

Kondisi perairan dangkal itu sekarang menjadi hamparan lapang yang telah ditimbun tanah reklamasi oleh PT Sinar Jaya Inti Mulya (PT SJIM).

Reklamasi itu dilakukan untuk membuat area penampungan minyak sawit mentah (CPO) perusahaan tersebut.

"Daerah sini terkenal cacing lautnya, Bang. Dulu lumayan sehari nyari bisa dapat 30 kilogram, diminta sama tambak buat pakan udang," kata Habsyi.

Sebagai nelayan kecil, Habsyi dan warga lain hanya bisa menyaksikan reklamasi itu tanpa bisa berbuat apa-apa.

Baginya, makna lirik lagu "Kolam Susu" yang diciptakan Koes Plus kini tidak dirasakannya lagi.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/16/090003478/saat-nelayan-di-lampung-tak-bisa-lagi-cari-ikan-akibat-reklamasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke