Salin Artikel

Soal Penemuan 4 Mayat Tanpa Kepala di Lampung Selatan, Kriminolog Menduga Korban Pembunuhan Berantai

Indikasi tersebut merujuk luka pada anggota tubuh yang sama, yakni kepala, persendian tangan, dan kaki. Dugaan pembunuhan berantai juga didasari pada lokasi pembuangan keempat jenazah, yaitu di laut.

Untuk itu, kepolisian didesak segera mengidentifikasi identitas para korban untuk mempersempit pencarian pelaku.

Dalam perkembangan terbaru, Kabid Humas Polda Lampung, Umi Fadilah Astutik, mengatakan ada sejumlah keluarga yang melapor kehilangan anggota keluarga.

Namun, dari hasil skrining tidak ada kesesuaian ciri pada keempat jasad tersebut sehingga proses identifikasi mengandalkan pemeriksaan DNA.

Bagaimana empat mayat itu ditemukan?

Berdasarkan keterangan polisi, empat mayat tanpa kepala ini berjenis kelamin laki-laki dan ditemukan dalam rentang Agustus hingga September 2023.

Jasad pertama ditemukan oleh nelayan di Pantai Cuku Gayau, Kampung Teluk Balak, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada Selasa (15/08).

Jasad yang terdampar di bibir pantai tersebut kondisinya tanpa kepala dan rusak akibat pembusukan mencapai 80%.

Ciri-ciri yang melekat pada tubuh korban berusia 45 tahun ini adalah celana training warna biru dengan motif angka nomor 17.

Mayat kedua ditemukan hampir tiga pekan kemudian atau Rabu (06/09) oleh warga di pantai Dusun Sukarame Penobaan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.

Kondisi jasad tersebut tanpa kepala dan sendi di dua telapak tangan serta kaki.

Ciri-ciri yang dikenali pada tubuh korban berusia antara 35-50 tahun ini yakni mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih. Pada kaos itu terdapat tulisan 'Mamae Zahra' dan 'Mimie Antar' dengan motif gambar kapal bertuliskan 'Sinar Intan'.

Masih di hari yang sama, Rabu (06/09), jenazah ketiga ditemukan di pantai Dusun Parit Dua, Desa Pematang Pasir, Lampung Selatan.

Kondisinya juga sama, tanpa kepala serta sendi di dua telapak tangan dan kaki.

Ciri-ciri yang melekat pada tubuh korban berusia 30-40 tahun ini adalah celana dalam warna coklat.

Jasad keempat ditemukan warga di pesisir Pantai Karang Bolong, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Lampung, pada Kamis (07/09), dengan kondisi tanpa tengkorak.

Ciri-ciri yang dikenali adalah korban berusia antara 30-40 tahun dan memakai celana pendek olah raga biru tua dengan tulisan angka 17.

Selain itu juga, kata dia, keempat mayat tidak ada gusi gigi.

Karenanya tim forensik fokus untuk mengungkap identitas korban berdasarkan pemeriksaan DNA yang diambil dari rambut.

"Jadi saat ini lebih mengutamakan untuk DNA dan DNA ini sudah kami kirim ke laboratorium Pusdokkes Polri," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Umi Fadilah Astutik, kepada wartawan Robertus Bejo yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Dengan data yang sangat terbatas itu, dia mengimbau masyarakat agar melapor kalau ada kehilangan keluarga.

Diharapkan informasi tambahan dari keluarga bisa menjadi data pembanding untuk hasil pemeriksaan DNA yang sedang dilakukan.

Bagaimana hasil otopsi?

Kabid Humas Polda Lampung, Umi Fadilah Astutik, menyebut berdasarkan hasil autopsi tidak ada tanda-tanda kekerasan pada keempat jasad tersebut.

Itu mengapa, imbuhnya, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian mereka.

Hasil autopsi juga menjelaskan tidak ditemukan bekas sayatan atau luka yang menandakan empat mayat itu dimutilasi.

Pasalnya pada salah satu dari kedua mayat yang ditemukan, masih ada tulang atas yang menyambung dengan tengkorak serta tulang leher.

Selain itu tidak ada tanda goresan di sendi tangan dan kaki yang mengindikasikan telah dipotong secara paksa.

Kepala Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah di RS Polda Kampung, dr Andriyani, memperkirakan waktu kematian dua korban sekitar dua pekan lalu atau kurang dari satu bulan.

Ini merujuk pada organ dalam kedua mayat bahwa belum terjadi pembusukan.

Tak hanya itu saja, di mayat tersebut juga masih mengeluarkan feses. Artinya sebelum korban meninggal sempat makan.

Sebab fokus kepolisian masih berupaya mengungkap identitas korban. Tapi yang pasti, polisi telah memeriksa 19 saksi.

Mereka adalah orang-orang yang mengetahui penemuan mayat.

"Misalnya ada yang pertama kali datang dan melihat. Jadi mereka orang-orang yang sudah mengetahui saat itu ditemukan mayat," ujar Umi Fadilah Astutik.

Sejak posko pengaduan dibuka, sambungnya, Polres Tanggamus sudah menerima 11 aduan via telepon terkait kehilangan orang atau kerabat.

Mereka berasal dari Jakarta, Lampung, dan beberapa dari wilayah Jawa.

Dan ada pula yang datang langsung ke Polres Lampung Selatan dan menyambangi rumah sakit -lokasi forensik.

Akan tetapi, hasil skrining menunjukkan tidak ada kesesuaian ciri pada jasad yang ditemukan.

"Kami optimistis mengungkap kasus ini dengan bantuan masyarakat. Kami imbau apabila ada anggota keluarga yang hilang atau tidak pulang silakan menghubungi hotline kami atau langsung datang ke Polres Lampung Selatan atau Polres Tanggamus."

Kriminolog duga pembunuhan berantai

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menduga kuat keempat mayat tanpa kepala ini mengarah ke tindak pidana pembunuhan.

Dugaan itu merujuk pada luka anggota tubuh yang sama, yakni kepala, persendian tangan, dan kaki. Dugaan juga didasari pada lokasi pembuangan jenazah, yaitu di laut.

"Jadi nampaknya ini [perlukaan yang sama] signature dari si pelaku," ujar Adrianus Meliala kepada BBC News Indonesia.

Si pelaku, dugaannya sengaja mengincar kepala dan pergelangan tangan karena di situlah 'kandungan' penanda diri atau identitas terbanyak.

Adrianus juga berkata motif pelaku menghilangkan penanda diri korban dimaksudkan untuk menghilangkan jejak.

Tujuannya supaya dia terhindari dari jerat hukum atau agar dia tidak perlu melarikan diri dan bertindak seperti biasa namun caranya merusak korban.

"Namun yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah andaikan dia [pelaku] memutilasi korban agar tetap bisa beraktivitas biasa tanpa ketahuan untuk apa ada eksekusi kedua, ketiga, keempat?" ujarnya.

"Apakah ada keterpaksaan bagi dia untuk melakukan eksekusi berkali-kali? Atau ada kenikmatan tersendiri? Atau ada perintah dari luar atau kondisi psikotik?"

Jika lukanya sangat rapi seperti mengikuti anatomi tubuh, menurut Adrianus, pelaku diasumsikan pernah 'belajar' atau melihat proses mutilasi.

"Dan kalau lihat signature dari segi perlukaan yang sama, dibuang dengan tipologi sama, maka bisa kita duga pelakunya satu orang yang sama," imbuhnya.

Krimonolog UI, Josias Simon juga sependapat. Ia meyakini pelaku sudah 'berpengalaman' dan penuh persiapan dalam melakukan aksinya.

"Ini bukan aksi spontan karena dibuang ke laut dengan harapan tidak ditemukan."

Apa kunci mengungkap kasus ini?

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, berkata kunci untuk mengungkap peristiwa ini adalah dengan mengetahui dulu identitas para korban.

Kemudian mencari keterkaitan atau hubungan antar-korban.

"Kalau misalnya mereka berada di satu kantor, bisa diduga pelakunya ada hubungan dengan dunia kerja."

"Atau kalau sama-sama di desa tertentu.. atau apalah yang menguatkan di antara empat jasad itu, polisi bisa memperkecil arah lidiknya. Bisa mengerucutkan siapa pelakunya."

Sebab polisi, menurut dia, tidak bisa mengumpulkan bukti-bukti dari lokasi kejadian perkara lantaran lokasinya yang sudah tersapu lautan.

"Idealnya kan biasanya penyelidikan dari TKP, tapi karena TKP sudah bersih maka polisi akan ambil dari luar seperti kerabat korban untuk tahu hubungan dengan pelaku."

Spekuluasi berkembang di media sosial

Penemuan empat mayat tanpa kepala ini menarik perhatian publik. Di media sosial, beragam spekulasi liar berhamburan.

Di X, yang sebelumnya bernama Twitter, akun @13onkersoof menduga kasus ini terkait perdagangan orang yang dipaksa bekerja di kapal ikan.

Kecurigaan itu didasari ciri korban yang memakai celana training dan kaos bertuliskan Sinar Intan.

Di Tiktok, akun @itsmillow menduga potongan tubuh korban diambil untuk ritual tertentu.

Namun, akun-akun lain menampik sangkaan itu dengan dugaan bahwa kepala dan pergelangan tangan dimutilasi agar mempersulit identifikasi.

Selain itu ada juga yang meyakini kalau kasus ini adalah serial pembunuhan baru di Indonesia.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/15/113300778/soal-penemuan-4-mayat-tanpa-kepala-di-lampung-selatan-kriminolog-menduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke