Salin Artikel

Pengembangan PLTS oleh Pertamina Hulu Mahakam Terhambat Besarnya Biaya Investasi

Namun, Gedung OFG itu bisa menghasilkan listrik sendiri.

Bagian atap gedung bercat putih itu tidak tertutup genteng atau seng, melainkan 430 panel solar.

Setiap harinya, hampir seluruh kebutuhan listrik di gedung tersebut berasal dari energi surya.

"Hanya untuk AC (pendingin ruangan) kami pakai listrik dari PLN," kata General Manager Pertamina Hulu Mahakam Setyo Sapto Edi di Kompleks Pertamina Hulu Mahakam, Balikpapan, baru-baru ini.

Selama beroperasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap ini sudah mengurangi biaya operasional sampai Rp 4,17 miliar. Selain itu, emisi karbon dari penggunaan listrik Gedung OFG bisa ditekan sampai 861,1 ton.

"Sedikit banyak, bantu (hemat) pengeluaran," kata Setyo.

Namun, Pertamina belum bisa memperbanyak jumlah bangunannya yang menggunakan PLTS.

Assistant Manager General Services PHM Ruslan Rachim mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi untuk menambah PLTS di tempat kerjanya.

Kendala pertama yang diutarakannya adalah banyak bangunan peninggalan Total tidak memadai untuk dipasang panel solar.

Kompleks PHM juga disebutnya punya keterbatasan lahan.

"Apalagi ada aturan baru yang mewajibkan untuk recycle (mendaur ulang) air limbah," sebut Ruslan.

Selain itu, investasi awal yang harus dikeluarkan untuk membangun PLTS disebut besar.

Supply Chain Management Pertamina Hulu Mahakam Sukardi mengatakan, Total mengeluarkan biaya sekitar 1 juta euro untuk membangun PLTS on grid itu.

Jumlah investasi diperkirakan bisa berkali lipat jika yang dibangun adalah PLTS off grid.

"Kalau off grid bisa 22 juta euro," kata Sukardi.

Kendati demikian, Institute for Essential Services Reform (IESR) tetap mendorong Pertamina Hulu Mahakam untuk lebih masif dalam pemanfaatan tenaga surya. 

Diharapkan, PLTS baru dibangun tidak hanya di atap-atap bangunan dalam kompleks tersebut. 

"Tidak hanya di atap namun juga bisa secara ground-mounted di lahan untuk skala yang lebih besar," sebut Analis IESR, Alvin Sisdwinugraha. 

"Pemanfaatan PLTS ini tak hanya berpotensi mengurangi biaya operasional dari konsumsi listrik, namun juga menegaskan komitmen terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/12/100043278/pengembangan-plts-oleh-pertamina-hulu-mahakam-terhambat-besarnya-biaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke