Salin Artikel

Kisah Sani, Lansia yang 10 Tahun Hilang dan Dikira Meninggal, Ditemukan Terlunta-lunta di Bekasi

Setelah hilang kontak dengan saudara-saudaranya selama 10 tahun, Sani ditemukan oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kota Bekasi.

Ia kemudian diantar pulang ke Karimun oleh Kementerian Sosial RI, Kamis (7/9/2023).

Saat ini Sani tinggal di rumah adiknya Rosnah (66), RT 02 RW 02 Sidomulyo, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Namun kakek yang biasa dipanggil Pak Mok itu, masih belum banyak bicara.

Pihak keluarga juga masih belum terlalu banyak bertanya untuk menjaga kondisi mentalnya.

"Dia belum banyak bicara, kalau ditanya satu dijawab satu. Memang dipesankan sama anak saya jangan terlalu ditanya-tanya dulu, nanti kondisinya malah jadi buruk. Jadi membicarakan kenangan-kenangan adik beradik saja," kata Rosnah yang dijumpai di rumahnya, Sabtu (9/9/2023).

Sani kerap duduk di teras atau berjalan-jalan di depan rumah dengan ditemani cucu-cucu Rosnah.

Saat dijumpai Kompas.com, Sani tengah berbaring di sebuah kasur dan menonton televisi bersama seorang cucu laki-laki Rosnah.

"Ini Mok, yang kemarin juga ke sini," kata Rosnah kepada Sani.

Kakek berperawakan kurus itu langsung duduk dan menyambut dengan senyuman. Meskipun kerap tersenyum, namun Sani tidak banyak bicara.

"Iya, iya senang," ungkap Sani ketika ditanya perasaannya kembali berkumpul dengan keluarga di Karimun.

Rosnah bercerita, Sani muda suka merantau ke sejumlah daerah luar Provinsi Kepri.

"Dulu dia suka merantau kemana-mana, bisa banyak bahasa. Badannya itu dulu gemuk makanya saya panggil Mok, anak-anak manggilnya Pak Mok," kenang Rosnah.

Sani pernah menikah dengan wanita asal Kabupaten Siak, Provinsi Riau dan memiliki dua anak. Namun dia dan istri pertamanya itu berpisah.

Rosnah mengatakan, anak-anak Sani berkemungkinan tinggal di Kabupaten Siak. Sayangnya keluarga yang ada di Karimun juga telah lama hilang kontak dengan anak-anak Sani itu.

"Nomor anaknya ada, tapi sudah lama tak bisa dihubungi. Nama anak pertamanya Sopri atau Katan, umurnya sudah 30 sampai 40 tahun. Anak yang satu lagi (saya) lupa (namanya), dulu masih kecil-kecil," sebut Rosnah.

Walau abangnya tidak mengungkapkan, tapi Rosnah merasa bahwa Sani juga mengingat dan rindu anak-anaknya. Begitu juga dengan anak-anaknya, mereka mungkin memiliki keinginan untuk berjumpa dengan sang ayah.

"Harapannya, anak-anaknya bisa bertemu dengan dia. Dulu waktu mereka masih kecil-kecil, saya pernah ke Siak. Tapi sekarang (saya) tidak tahu mereka di mana," ujar dia.

Setelah berpisah dengan istri pertama, Sani bertemu dengan seorang wanita asal Pulau Jawa bernama Titin saat bekerja di Malaysia.

Sepengetahuan Rosnah, Sani tidak memiliki anak dengan istri keduanya.

Pada tahun 2013 Sani memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Di tahun pertama, ketika masih berkomunikasi dengan adik-adiknya, Sani diketahui tinggal di Tanjung Priok.

Akan tetapi setelah itu keberadaan Sani tidak lagi diketahui lagi.

Ditemukan terlunta-lunta di Bekasi

Muhammad Sani pertama kali ditemukan oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi sekira tiga bulan yang lalu.

Ketika ditemukan, kakek 73 tahun asal Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, sedang terlunta-lunta di jalanan dan dalam keadaan linglung.

Saat ditemukan Sani memakai baju kaos kuning, celana training dan sebuah tas ransel hitam.

Beruntung, Muhammad Sani ternyata masih menyimpan fotocopi KTP-nya yang beralamat di Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, di dalam tasnya.

Pada tanggal 9 Agustus 2023, Rosnah mendapatkan kabar bahwa saudara laki-lakinya ditemukan di Bekasi.

"Saya dikabari sama Ketua RT Baran. Saya ditanya ini abang saya. Saya lihat foto memang abang saya," kata Rosnah.

Setelah ditemukan, PSM Kota Bekasi membawa Sani ke rumah singgah. Sekitar dua Minggu kemudian, pihak Kementerian Sosial memindahkannya ke sentra terpadu Pangudi Luhur Bekasi.

"Di sentra terpadu kita rehabilitasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mengembalikan mental beliau," kata Analis Kebijakan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Gunarto, yang membawa Muhammad Sani dari Bekasi ke Kepri.

Pihak Kementerian Sosial kemudian berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat. 

Pada Kamis (7/9/2023), Muhammad Sani dipulangkan ke Kepri menggunakan pesawat udara.

Pihak Kelurahan Baran Barat menjemput Muhammad Sani untuk membawanya dari Kota Batam ke Kabupaten Karimun.

Karena kondisi Muhammad Sani yang sudah tua, ia terpaksa digendong oleh Bhabinkamtibmas Baran Barat, Briptu Rino saat turun naik kapal laut menuju Kabupaten Karimun.

"Alhamdulillah dengan bantuan Kementerian Sosial, Bhabinkamtibmas Jati Bening, Bhabinkamtibmas Kamtibmas Baran Barat Briptu Rino, Babinsa Baran Barat Serda Fadly, akhirnya Pak Muhammad Sani bisa kembali bertemu dengan keluarganya. Bahkan beliau sudah dianggap meninggal dunia. Pak Muhammad Sani ini warga kami Baran Barat," ungkap Lurah Baran Barat, Widya Agustina yang ikut menjemput ke Kota Batam.

Widya menambahkan, selanjutnya pihaknya akan membantu pengurusan dokumen-dokumen Muhammad Sani.

"KTP beliau sudah tidak ada, kami akan membantu penerbitan KTP-nya," ujar Widya.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/10/060000978/kisah-sani-lansia-yang-10-tahun-hilang-dan-dikira-meninggal-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke