Salin Artikel

Diduga Kekurangan Air di Hutan, Seekor Anak Anoa Dataran Tinggi Tersesat di Kebun Warga

GORONTALO, KOMPAS.com –  Seekor anak anoa pegunungan atau mountain anoa (Bubalus quarlesi) ditemukan tersesat di ladang petani Desa Cempaka Putih, Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara.

Petani yang menemukan satwa liar dilindungi ini adalah Syam Mahmud. Ia menemukan anoa mungil ini sendirian di kebun yang tidak jauh dari perbatasan Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah bagian utara.

Dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) anoa pegunungan memiliki status konservasi terancam (Endangered, EN), yaitu status konservasi untuk spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu dekat.

“Awalnya anak anoa ini ditemukan oleh salah satu warga kami di sekitar kebun tanpa induk, untuk menjaga keselamatan anak anoa ini warga ini membawa ke rumahnya untuk dirawat. Penemuan anak anoa sudah sepekan lalu,” kata Suleman Ibrahim, Sekretaris Desa Cempaka Putih, Jumat (8/9/2023).

Suleman Ibrahim menjelaskan, Syam Mahmud menemukan anak anoa ini di kebunnya yang berbatasan dengan kawasan hutan.

Menurutnya, dalam beberapa pekan terakhir ini cuaca memang sangat panas dan kering sehingga banyak satwa liar di dalam hutan yang turun ke perkampungan untuk mencari sumber air.

“Anak anoa ini ditemukan sendirian, mungkin sudah terpisah dari induknya,” ujar Suleman Ibrahim.

Temuan anak anoa dataran tinggi ini kemudian dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara.

Anak anoa ini kemudian dijemput tim BKSDA Sulawesi Utara bersama tim Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki pada hari Rabu. Anak anoa pegunungan ini berjenis kelamin betina, diperkirakan berumur 2-3 bulan.

“Tim BKSDA yang menjemput sesuai surat tugas adalah Arlenos, Rian Antomi dan Miftahul Huda,” ujar Suleman Ibrahim.

Satwa malang ini tiba di Manado Sulawesi Utara keesokan harinya pada hari Kamis dan langsung diserahkan ke Anoa Breeding Centre (ABC).

Dalam akun media sosialnya, ABC mengunggah foto-foto anak anoa ini. Dikatakan, satwa liar ini dalam kondisi baik dan stabil dengan bobot badan 11,4 kilogram dan panjang badan 70 sentimeter.

Anoa ini akan menjalani proses karantina selama 1 bulan hingga dinyatakan sehat sepenuhnya untuk dipindahkan ke area kandang utama.

Saat dikonfirmasi dokter hewan di Anoa Breeding Centre (ABC) Manado Afifah Hasna mengatakan saat ini anak anoa dalam kondisi yang baik setelah menempuh perjalanan panjang.

“Nafsu makan normal dan tidak stress. Namun masih akan dikarantina hingga 1 bulan ke depan,” kata Afifah Hasna.

Namun dalam data IUCN dijelaskan jumlah anoa ini telah mengalami penurunan sejak akhir abad ke-19.

Penurunan populasi yang drastis terjadi pada periode 1980 hingga 2000 di beberapa wilayah yang menjadi habitatnya.

Diperkirakan jumlahnya kurang dari 2.500 individu dewasa. Jumlah spesies ini telah menurun di seluruh Sulawesi, terutama di semenanjung bagian selatan dan timur laut, penurunan ini disebabkan oleh perburuan untuk diambil dagingnya dan hilangnya habitat.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/08/105421478/diduga-kekurangan-air-di-hutan-seekor-anak-anoa-dataran-tinggi-tersesat-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke