Salin Artikel

Jalani 10 Tahun Pembinaan di LPKA Pangkalpinang, IC Rajin Belajar di Pustaka

BANGKA, KOMPAS.com - IC (17) sedang menyimak mata pelajaran sekolah paket C saat jarum jam menunjuk pukul 15.00 WIB, Rabu (30/8/2023).

Mata pelajaran yang dipandu seorang guru itu menempati ruangan kelas sederhana, dibatasi papan yang bisa digeser sesuai kebutuhan.

Terdapat sebanyak tiga kelas yang memang disediakan khusus bagi anak yang sedang menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Selain kelas untuk paket C, juga ada kelas paket A dan paket B. Masing-masing kelas berisi 10 anak.

"Kami sedang persiapan ujian akhir, untuk setingkat SMA," kata IC saat berbincang dengan Kompas.com di LPKA Pangkalpinang.

IC yang sudah beranjak remaja telah menjalani enam bulan pembinaan dari masa 10 tahun yang bakal dijalani.

Dari sekian banyak anak yang diterima LPKA, kasus yang menjerat IC yang paling berat.

Ia berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait pembunuhan terhadap bocah perempuan di areal perkebunan sawit di Bangka Barat.

IC menerima vonis 10 tahun, sama dengan tuntutan yang diajukan jaksa saat di pengadilan.

Pemberian vonis itu pun sudah mempertimbangkan ketentuan hukuman bagi anak, yakni setengah dari tuntutan maksimal yang berlaku bagi orang dewasa.

Artinya, jika orang dewasa menerima tuntutan 20 tahun untuk kasus pembunuhan, maka untuk kasus yang sama, anak hanya dituntut setengahnya.

Bagi IC masa-masa yang bakal dijalani adalah sebuah pembelajaran. Ia berjanji akan memperbaiki diri sehingga bisa menjadi orang yang berguna.

"Harapan saya bisa diterima kembali di masyarakat. Karena itu saya ingin berubah memperbaiki diri," ujar IC.

Mendekam sebagai warga binaan, IC mengaku tidak ingin berputus asa. Jika terus berkelakuan baik serta menjaga disiplin, Ia masih bisa menerima pemotongan masa tahanan atau remisi.

"Kami sudah diberitahu bahwa ada keringanan, tapi harus disiplin dan jangan pernah melanggar," beber IC.

Dalam kesehariannya IC rutin mengikuti sekolah paket yang disediakan khusus bagi warga binaan.

Selain itu juga ada kegiatan olahraga dan penguatan nilai-nilai keagamaan.

"Ada pustaka juga, saya banyak belajar di sana, memperbanyak hapalan ayat-ayat," ungkap IC yang masih sering dijenguk keluarganya.

Saat ini penghuni LPKA Pangkalpinang tercatat sebanyak 33 orang. Paling dominan berlatarbelakang kasus asusila. Kemudian ada kasus narkoba dan kasus penganiayaan atau pengeroyokan.

Plt LPKA Pangkalpinang Andi Yudho Sutijono mengatakan, jumlah warga binaan masih sangat terkendali dari maksimal daya tampung sebanyak 50 orang.

"LPKA adalah yang terakhir, karena sebelum itu ada upaya mediasi atau restorative justice," kata Yudho.

Pembinaan di LPKA sendiri kata Yudho memang tidak disamakan dengan lembaga pemasyarakatan biasa.

Di LPKA lebih banyak berupa bimbingan kerohanian dan psikologi. Untuk itu warga binaan tidak dikenalkan dengan isolasi atau pemisahan ruangan khusus.

"Semua sama ruangan tidur, belajar sesuai kelas masing-masing. Kegiatan olahraga dan peralatan disediakan," ujar Yudho.

Petugas juga memfasilitasi latihan keterampilan, terutama untuk program asimilasi atau mereka yang sebentar lagi menyelesaikan masa pembinaan.

Keterampilan yang diberikan antara lain pembuatan lampu hias, pembuatan papan nomor rumah, kursus pangkas rambut dan pembuatan meubeler bekerja sama dengan BLKI Bangka Belitung.

Bangunan LPKA Pangkalpinang termasuk situs bersejarah yang dibangun sejak masa kolonial Belanda.

Sebelum LPKA resmi dibentuk, bangunan yang berhadapan dengan Mapolresta Pangkalpinang itu difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang sitaan negara.

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, bangunan LPKA diperkirakan dibangun pada 1913.

Pembangunan dilakukan Belanda seiring berpindahnya pusat keresidenan Bangka dari Mentok, Bangka Barat, ke Pangkalpinang.

"Slandsgevangenis atau penjara negara. Sering disebut tangsi dalam bahasa Tionghoa," ujar Elvian.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/30/183820678/jalani-10-tahun-pembinaan-di-lpka-pangkalpinang-ic-rajin-belajar-di-pustaka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke