Salin Artikel

Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Redho Korban Mutilasi Sleman di Pangkalpinang

Redho adalah korban mutilasi oleh dua pria di Sleman, Yogyakarta.

Jenazah korban tiba di rumah duka di Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat tiba di rumah duka, peti jenazah pun langsung diangkat pihak keluarga di antaranya paman korban, Majid dan langsung dibawa ke dalam rumah untuk didoakan.

Berselang 15 menit kemudian, jenazah Redho Tri Agustian langsung dibawa ke Masjid Jami Al Ihsan untuk dishalatkan.

Setelah itu jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Ampui diiringi oleh rekan, kerabat dan juga tetangganya.

Sang kakak pertama pun terlihat tegar mengumandangkan adzan di samping liang lahat adik bungsunya.

Sementara itu paman korban, Majid saat ditemui di rumah duka di Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang pun hanya bisa duduk lemas dan berharap keadilan untuk keponakannya tersebut.

"Hukum seberat-beratnya mereka berani menghilangkan jejak, bukan manusia lagi itu. Gak usah keluarga, orang asing liat pasti minta hukuman mati. Kita hanya bisa berharap, masih ada keadilan di kasus ini," ujar Majid.

Majid yang ditunjuk sebagai juru bicara oleh keluarga besar Redho Tri Agustian berharap, Polda DIY dapat menuntaskan kasus secara terang-benderang.

"Kita sebagai warga negara yang baik kita cuma bisa ikut proses hukum, semua sidah ditangani dan kita serahkan ke pihak Polda DIY," ungkapnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga Redho dimakamkan di Pangkalpinang.

"Dari Jogja sampai yang di Bangka semua support kita juga, dari keluarga banyak mengucap terima kasih kepada semua teman-teman yang sudah banyak membantu," ungkap Majid.

"Kami sudah menunaikan fardu kifayah sebagai keluarga, lalu almarhum sudah kita makamkan dengan baik. Semua orang yang mengenal almarhum, mengakui almarhum adalah orang yang baik," tambah dia.

Sementara itu terkait dugaan motif akivitas tak wajar dalam kasus pembunuhan Redho, Majid angkat suara.

"Enggak lah itu kan pengakuan dari pelaku, pernyataan ini membuat kami syok. Kita mau marah ya marah ke siapa, jelas kami dari keluarga tidak terima. Kalau seperti ini kan, meringankan hukuman para pelaku itu," ujar Majid.

Keyakinan Majid pun diungkapkannya melihat kronologi kepergian Redho Tri Agustian dari kontrakannya, dengan kondisi tidak menutup pintu dan tidak membawa barang berharga kecuali handphone.

"Waktu kejadian itu dia itu pergi hanya untuk beli makan, pintu kontrakannya aja gak dikunci lalu kipas angin juga masih nyala. Artinya apa? artinya Redho ini kan niatnya memang mau keluar sebentar, kalau memang niatnya keluar lama logikanya pasti pintu sudah dikunci dulu," tegasnya.

Lebih lanjut pihaknya keluarga kini terus berharap adanya keadilan, serta tindakan tegas dari aparat dalam menjalani proses hukum terhadap dua pelaku pembunuhan Redho Tri Agustian.

"Media sosial itu memang gak bisa dibendung, saya juga minta ke keluarga kontrol diri. Ya sekarang tentunya, kita serahkan proses hukumnya ke pihak berwajib," ungkapnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Heru Dahnur | Editor : Gloria Setyvani Putri), Bangka Pos

https://regional.kompas.com/read/2023/08/06/172700978/isak-tangis-keluarga-iringi-pemakaman-redho-korban-mutilasi-sleman-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke