Salin Artikel

Kisah Putri, Anak Petani Jagung di Sumbawa Barat yang Lolos Kuliah Gratis di UGM, Biasa Belajar Sambil Gembalakan Ternak

Putri berhasil lolos kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0).

"Saya menangis saat membuka pengumuman sehabis shalat Ashar. Saya bilang, Bu saya lulus dan ibu ikutan nangis juga," kata Putri saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (27/7/2023).

Impian Putri masuk Fakultas Kedokteran Gigi UGM pun menjadi kenyataan.

Belajar dan bantu orangtua

Putri adalah anak perempuan dari pasangan Kiswanto (53) dan Hadiatullah (50).

Orangtua Putri ialah petani penggarap di lahan jagung di Desa Tambaksari, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Dia mengaku memiliki kakak yang juga masih berkuliah. Kondisi perekonomian keluarga membuat Putri khawatir lantaran tak bisa melanjutkan pendidikan.

"Sempat sedikit ragu takut enggak lolos beasiswa, takutnya enggak bisa biayain karena ada kakak saya yang masih kuliah semester akhir di UNESA Yogyakarta," ucap Putri.

Namun keadaan orangtua tak membuat Putri putus asa. Siswi SMAN 1 Poto Tano itu mengaku belajar dengan tekun di sela kesibukannya membantu orangtua.

"Saya bantu kupas kulit jagung di kebun jagung, saya juga gembala kambing bantu orangtua saat pulang sekolah," cerita Putri.

Putri telah berangkat ke Yogyakarta pada 23 Juli 2023. Saat ini dia sedang menyiapkan diri mengikuti Ospek yang akan dimulai pada 31 Juli 2023.

Setelah lulus nanti, Putri ingin kembali ke Sumbawa Barat.

"Mengabdi di daerah sendiri nantinya," kata dia.

Cerita orangtua

Aktivitas sebagai petani jagung dan menggembalakan ternak tetangga sudah dilakoni orangtua Putri sejak lama.

Penghasilan dari memanen jagung tidak menentu.

Saat cuaca bagus mereka bisa dua kali memanen jagung dalam setahun. Namun belakangan hasil panennya berkurang, satu kali dalam setahun.

Sekali panen mereka bisa mendapatkan uang Rp 10 juta yang sudah dikurangi untuk membayar buruh, utang, biaya produksi berupa pupuk dan bibit.

Ayah Putri, Kiswanto (53) mengatakan, diri saat ini juga menjadi tenaga tak tetap di Kantor Dinas Pertanian Sumbawa Barat dengan penghasilan tak seberapa.

Kiswanto menceritakan kebanggaan dan rasa syukur saat mengetahui putrinya diterima kuliah gratis di UGM.

"Saya di kebun sedang cari pakan sapi saat Putri dapat pengumuman. Saya dikasih tahu istri, bahwa anak kami keterima di UGM. Kami langsung berucap syukur," kata Kiswanto.

Ia menceritakan awal mula pindah dari Jawa ke Sumbawa Barat karena pada 1991 bekerja di perkebunan dengan upah Rp 50.000 per bulan.

Dari situ, ia bertemu dengan istrinya yang juga pekerja perkebunan dan menikah pada 1993.

"Istri saya asli Sumbawa Barat. Ia bantu saya bekerja di lahan perkebunan jagung sebagai buruh," kata Kiswanto.

Selain menjadi petani jagung, ia juga memelihara ternak milik tetangga. "Kami pelihara ternak orang lain ada sapi dan kambing. Dari situ setiap anak ternak itu dibagi dengan pemilik."

Sedari kecil, Kiswanto membiasakan anak-anaknya membantu pekerjaan orangtua seperti menggembalakan kambing dan sapi, serta panen jagung.

Setiap pulang sekolah mereka biasa berjalan kaki 2 sampai 3 kilometer agar ternak mendapatkan makanan.

"Putri biasa naik turun bukit merawat kambing. Kadang ia bawa buku sambil belajar," sebut Kiswanto.

Dia berharap anaknya bisa menjadi mahasiswa berprestasi dan mengabdi ke daerah asal di Sumbawa Barat.

"Semoga jadi anak berbakti dan berguna bagi nusa dan bangsa," harap Kismanto

https://regional.kompas.com/read/2023/07/27/130056378/kisah-putri-anak-petani-jagung-di-sumbawa-barat-yang-lolos-kuliah-gratis-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke