Salin Artikel

Update Kondisi Pasca-banjir Lumajang, 2 Kecamatan Terisolir dan Sebanyak 516 Orang mengungsi

KOMPAS.com - Banjir lahar hujan Gunung Semeru mengakibatkan dua kecamatan di Kabupaten Lumajang terisolir, Jumat (7/7/2023).

Warga yang berada di dua kecamatan yakni Pronojiwo dan Tempursari tidak bisa pergi kemana-mana, karena jalan ke arah Kabupaten Lumajang maupun Malang tertutup material longsor.

Beruntung, hari ini pada Sabtu (8/7/2023), jalan perbukitan piket nol yang tertutupi material longsor sudah mulai dibersihkan.

Dua alat berat dan satu unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk membersihkan material longsor berupa tanah dan lumpur yang menutup jalan.

Sedangkan, jalan menuju Kabupaten Malang juga tidak bisa dilalui karena jembatan di perbatasan kedua kabupaten tersebut putus setelah diterjang banjir lahar.

Diketahui, jalur perbukitan Piket Nol mengalami longsor di kilometer 59 dengan ketebalan tiga meter.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pembersihan jalur Piket Nol menjadi prioritas agar akses ke Kecamatan Pronojiwo segera bisa dilalui.

"Cuaca sudah mulai mendukung tadi begitu hujan reda langsung kita kerahkan petugas untuk melakukan pembersihan jalur Piket Nol," kata Thoriq di Jembatan Gladak Perak.

Selain mempercepat penanganan bencana dan distribusi logistik akibat banjir lahar di Kecamatan Pronojiwo, kata Thoriq, dibukanya jalur Piket Nol juga untuk mengurai kepadatan lalu lintas.

Pasalnya, ada banyak kendaraan angkutan barang yang hendak ke Malang terjebak akibat jembatan Kali Glidik di perbatasan Lumajang - Malang putus.

"Jadi nanti truk-truk yang sekarang ada di Pronojiwo dan dari malam kemarin bermalam kita minta untuk putar balik dan lewat Probolinggo," tambahnya.

Jumlah pengungsi akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meningkat jadi 516 jiwa. Jumlah itu terbagi di 12 titik pengungsian.

Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, jumlah pengungsi paling banyak ada di Desa Pasrujambe yakni 97 jiwa.

Rinciannya, Balai Desa Tumpeng 90 jiwa, Balai Desa Jarit 82 jiwa, Balai Desa Penanggal 20 jiwa, Balai Desa Besuk 13 jiwa, Desa Sumberwuluh 18 jiwa, Ponpes Nurus Salam 22 jiwa.

Rumah warga di Patung Salak 40 jiwa, rumah komunitas 45 jiwa, Pronojiwo 64 jiwa, Tempursari 5 jiwa, dan Pasrujambe 97 jiwa.

"Jumlah pengungsi kita sampai tadi malam ada 516 orang, terbagi di 12 titik. Paling banyak di Pasrujambe," kata Patria di Lumajang.

Patria menjelaskan, meningkatnya jumlah pengungsi lantaran hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah di lereng Gunung Semeru hingga malam hari.

Hal ini membuat warga khawatir banjir akan menerjang pemukiman saat mereka beristirahat.

"Hujan semalam tidak berhenti membuat warga memutuskan untuk mengungsi," tambahnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontibutor Lumajang, Jawa Timur, Miftahul Huda | Editor : Gloria Setyvani Putri, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2023/07/08/142829878/update-kondisi-pasca-banjir-lumajang-2-kecamatan-terisolir-dan-sebanyak-516

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke