Salin Artikel

Geger 7 Bayi Hasil Inses Ayah dan Anak di Banyumas Dibunuh, Sosiolog Unsoed: Perlu Dites Kejiwaan Pelaku

Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Tri Wuryanginsih mengatakan, kejiwaan pelaku berinisial R (57), perlu dites karena melakukan perbuatan di luar nalar manusia.

"Perlu dites kejiwaan pelaku. Karena orang ini sudah tidak bisa membedakan mana yang dilarang. Ini artinya ada persoalan dengan kejiwaan," kata Triwur saat dihubungi, Rabu (28/6/2023).

Triwur mengatakan, hubungan sedarah atau inses terjadi karena korban tidak berdaya.

"Inses pada awalnya bukan hubungan suka sama suka, pasti karena dalam kondisi tidak berdaya, entah bujuk rayu atau ancaman," ujar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsoed ini.

Apalagi dalam kasus ini, inses terjadi saat korban berinisial E (26) masih di bawah umur. Dalam posisi ini korban menjadi semakin lemah.

"Posisinya korban lemah, rentan dan hidupnya tergantung sama orangtua. Ketika posisi lemah ini, korban tidak akan bisa melawan," kata Triwur.

Dalam kesempatan berbeda, Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya akan melakukan tes kejiwaan tersangka.

"Kami akan melakukan tes kejiwaan tersangka," kata Edy saat pers rilis kasus tersebut di mapolresta, Selasa (27/6/2023).

Diberitakan sebelumnya, seorang pria di Banyumas berinisial R melakukan inses dengan anaknya hingga melahirkan tujuh bayi sejak 2013 sampai 2021. Bayi itu kemudian dibunuh sesaat setelah dilahirkan dan dikubur di kebun tempat tinggal mereka di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan.

R sempat mengancam anaknya akan dibunuh apabila menolak berhubungan dengannya. Istri R yang mengetahui hal itu, bahkan ikut membantu proses kelahiran. Istri R juga turut diancam akan dibunuh jika lapor polisi.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/28/191920978/geger-7-bayi-hasil-inses-ayah-dan-anak-di-banyumas-dibunuh-sosiolog-unsoed

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke