Salin Artikel

Nilai Rapor dan PDSS Berbeda, 2 Alumni SMA di Majene Sulbar Batal Kuliah di Unhas

MAMUJU, KOMPAS.com - Dua alumni SMAN 1 Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, terpaksa mengubur impiannya untuk berkuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. 

Kedua alumni SMAN 1 Malunda itu bernama Astari Rahayu (17) dan Alank Syamsul (18). Mereka berdua lulus SMA di tahun 2023.

Awalnya kedua alumni ini dinyatakan lulus masuk ke Unhas melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023.

Namun kelulusannya dibatalkan setelah panitia SNBP dari Unhas menemukan ketidakcocokan data nilai di Rapor dan Pangkalan Data dan Sekolah Siswa (PDSS). 

AA (20), kakak dari Astari Rahayu membenarkan bahwa adik dan teman adiknya batal lulus setelah melakukan pendaftaran ulang karena nilai di rapor dan PDSS tidak valid. 

"Adik saya dipilih oleh siswa eligible oleh wali kelasnya. Setelah itu adik saya disuruh untuk daftar SNBP tahun 2023 ini. Pas penentuan SNBP jam 2 sore 28 Maret, adik saya dinyatakan lulus," kata AA saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/5/2023). 

Setelah dinyatakan lulus, Astari dan Alank kemudian melakukan pendaftaran ulang di bulan Mei 2023. Namun data yang dimasukkan Astari, kata AA, dinyatakan tidak valid. 

Panitia seleksi menyatakan tidak validnya data yang dimasukkan Astari karena adanya perbedaan nilai rapor dan PDSS. 

"Pihak Unhas minta nilai rapor asli. Ternyata nilai rapor aslinya tidak sesuai dengan apa yang diunggah pihak sekolah ke PDSS," ujar AA. 

Pihak Unhas, kata AA, telah menghubungi Astari dan Alank melalui WhatsApp untuk mengirimkan ulang rapor aslinya melalui chat Whatsapp dalam tenggat waktu 3 hari. 

Astari kemudian mendatangi sekolah untuk menanyakan alasan mengapa data nilai di rapor dan PDSSnya tidak valid. Setelah ditelusuri data di PDSS dan rapor memang berbeda. 

"Akhirnya pihak sekolahnya kurang lebih dua hari memperbaiki, tidak tahu bagaimana cara mereka memberikan rapor baru ke adik saya," kata AA. 

Astari kemudian mengumpulkan ulang rapor baru yang diperbaiki oleh pihak sekolah ke panitia help desk Unhas melalui chat Whatsapp. 

Sehari berselang, pihak Unhas kemudian memberikan undangan ke pihak SMAN 1 Malunda untuk memberikan klarifikasi terhadap kesalahan data ini melalui zoom.

AA menyebut wali kelas serta operator SMAN 1 Malunda mengikuti undangan klarifikasi ini. Saat Asnawi bertanya bagaimana kelanjutannya, pihak sekolah menyuruh Asnawi dan adiknya untuk menunggu. 

AA mengaku berkali-kali menanyakan kelanjutan nasib adiknya namun jawaban pihak sekolah selalu sama dan menyuruh Asnawi menunggu keputusan Unhas. 

AA menduga saat undangan klarifikasi ini, pihak sekolah tidak memberikan klarifikasi yang baik kepada panitia karena sebulan setelah undangan klarifikasi ini, Astari dinyatakan batal lulus. 

"Satu bulan setelah diundang pihak sekolah, jam 8 malam itu ada pengumuman masuk di akun pendaftaran ulang bahwa adik saya dinyatakan batal lulus ke Unhas sampai pihak sekolah tidak tahu kalau adik saya batal," ujar AA. 

Pihak sekolah, kata AA, sudah menemui adiknya setelah unggahan batal lulusnya Astari viral di media sosial. Pihak sekolah memberikan solusi untuk Astari bisa mendaftar di universitas lain melalui jalur non subsidi. 

Tawaran ini ditolak keluarga Astari lantaran biaya kuliah melalui jalur non subsidi sangat mahal. AA sangat menyayangkan dugaan kelalaian pihak sekolah sehingga adiknya gagal berkuliah di universitas impian. 

Apalagi, kata AA, adiknya sudah tidak bisa mengikuti jalur SBMPTN karena sudah berharap di jalur SNBP. 

"Banyak dampak negatifnya bagi adikku gara-gara kegagalan ini yang harusnya kuliah di tahun 2023 tapi harus nakubur mimpinya di tahun ini. Mungkin tahun 2024 baru dicoba (lagi)," keluh AA. 

Kompas.com telah berusaha menghubungi Kepala Sekolah SMAN 1 Malunda Muhtar Hadi terkait adanya perbedaan nilai dua alumninya sehingga batal lulus ke Unhas. 

Namun, Muhtar belum menanggapi telepon yang dilayangkan wartawan. Begitu pun dengan pertanyaan melalui WhatsApp untuk mengonfirmasi hal ini, Muhtar juga belum membalasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulbar Mithhar Thala Ali mengaku sudah menerima alasan dari pihak sekolah sehingga adanya perbedaan data nilai du rapor dan PDSS dua alumni SMAN 1 Malunda yang batal lulus di Unhas. 

Mithhar mengatakan bahwa dugaan ketidakcocokan data di PDSS itu dikarenakan SMAN 1 Malunda sebelumnya terkena dampak gempa besar di tahun 2021 dan Covid-19 sehingga proses penginputan nilai siswa tidak berjalan maksimal. 

Mithhar tidak menjelaskan secara rinci apakah pihak sekolah salah memasukkan data siswa di PDSS. Namun dia menyebut telah meminta kepala sekolah SMAN 1 Malunda untuk datang ke memberikan klarifikasi secara langsung. 

"Saya tidak bisa sebut apakah data yang dimasukkan di PDSS itu salah. Saya sudah panggil kepala sekolahnya untuk menjelaskan klarifikasinya ini. Sementara kami telusuri juga," ujar Mithhar kepada Kompas.com.

Mithhar mengaku juga akan mempertemukan pihak sekolah dengan dua alumninya yang batal lulus di Unhas sembari memberikan solusi terbaik untuk kedua alumni tersebut agar bisa berkuliah. 

Selain itu, kata Mithhar, pihaknya juga berupaya untuk berkomunikasi dengan pihak Unhas agar kedua alumni SMAN 1 Malunda ini tetap bisa berkuliah di kampus terbesar di Sulawesi Selatan tersebut. 

"Tetap diusahakan. Dari Unhas juga, dari siswa juga," tandas Mithhar. 

https://regional.kompas.com/read/2023/06/21/180034778/nilai-rapor-dan-pdss-berbeda-2-alumni-sma-di-majene-sulbar-batal-kuliah-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke