Salin Artikel

Korban Penipuan Umrah: Saya Nangis Terus, yang Bayarin Anak Saya Hasil Kerja Buruh di Jakarta

PURWOREJO, KOMPAS.com - Korban penipuan umrah di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mencapai 31 orang.

Kerugian dari penipuan tersebut mencapai lebih dari Rp 1 Miliar.

Salah satu korban penipuan umrah di Purworejo, Sugiyarti menceritakan, akibat dari penipuan tersebut selama beberapa hari sedih.

Bahkan, setiap malam ia mengaku menangis karena tak jadi berangkat ke Tanah Suci.

"Tahu kalau tidak berangkat saya nangis terus, tiap malam menangis, bagaimana tidak, itu kan uangnya banyak sekali," kata Sugiyarti, saat dikonfirmasi pada Rabu (14/6/2023).

Sugiyarti menambahkan, uang pendaftaran umrah tersebut adalah hasil kerja anaknya.

Uang itu hasil tabungan dari bekerja sebagai buruh di sih satu perusahaan di Jakarta.

"Tabungan hasil kerja buruh pabrik di Jakarta, kata anak saya itu mengumpulkan uang supaya saya bisa umrah," kata Sugiyarti.

Pihaknya menyebut, pembayaran pendaftaran umrah tersebut dilakukan di rumanya di Kecamata Banyuurip.

Tahap pertama dibayarkan Rp 6.500.000 dan pembayaran kedua sebesar Rp 29.000.000.

"Saat ditagih (ditanyakan kapan berangkat) itu diundur-undur terus," kata Sugiyarti.

Sementara itu, Muhajir dan Muhlil Musolin dari LBH Ansor Purworejo yang merupakan kuasa hukum salah satu korban lainnya yakni Muh Shodiq menyebut kliennya korban sudah minta untuk didampingi membuat aduan penipuan umrah ini sejak tanggal 31 Maret 2023.

Pihaknya juga sudah melakukan upaya damai dengan bernegosiasi dengan para pelaku.

Meski demikian, pelaku tidak merespons ajakan damai dan pengembalian uang korban.


"Sudah dilakukan upaya damai, untuk ketemu, tapi enggak pernah mau untuk ketemu. Akhirnya kami buat laporan polisi," kata Muhajir.

Diberitakan sebelumnya sepasang suami-istri asal Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, ditangkap aparat kepolisian.

Sebab, kedua orang tersebut menggelapkan uang pendaftaran umrah.

Setelah diselidiki, uang pendaftaran umrah para jemaah tersebut dibuat untuk bermain trading Kripto.

Hal ini membuat 31 jemaah umrah asal Purworejo tak jadi berangkat ke Tanah Suci.

Kapolres Purworejo , AKBP Victor Ziliwu mengatakan, kedua tersangka itu berinisial SNN dan suaminya ANT mengaku sebagai freelance marketing di salah satu penyedia jasa ibadah umroh.

"Mereka mencari calon jemaah umroh di Kutoarjo, Purworejo kemudian menawarkan paket umroh kepada jemaah dengan harga Rp 35.500.000 per orang," kata Victor.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/14/172304078/korban-penipuan-umrah-saya-nangis-terus-yang-bayarin-anak-saya-hasil-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke