Salin Artikel

Diduga Debit Air Menurun karena Kemarau, Ribuan Ekor Ikan di Keramba Jala Apung di Kalsel Mati Mendadak

Kejadian tersebut sudah dirasakan pembudidaya ikan sejak 5 hari terakhir.

Yang terparah terjadi di Desa Mali-mali dan Desa Sungai Arfat, di mana di kedua desa itu, terdapat 250 keramba jala apung milik warga.

Sekretaris Desa Mali-mali, Fazriannur mengatakan, penyebab matinya ikan diduga karena menurunnya debit air di aliran sungai Bendungan Karang Intan.

"Setiap kemarau memang selalu seperti ini. Debit air menurun sehingga oksigen berkurang menyebabkan ikan mati," ujar Fazriannur dalam keterangannya yang diterima, Rabu (7/6/2023).

Untuk mengantisipasi terus bertambahnya ikan yang mati, para pembudidaya ikan meminta kepada pengelola Bendungan Karang Intan untuk menambah debit air.

"Debit air harus ditambah karena warga khawatir jika tidak maka akan semakin banyak ikan yang mati," jelasnya.

Sementara itu, Heru salah satu pembudidaya ikan mengatakan, jika ditotal, sudah belasan ton ikan yang mati sejak debit air terus berkurang.

"Ikan yang mati mulai bibit hingga yang siap panen," ungkap Heru.

Heru menambahkan, setiap keramba jala apung milik warga mampu menampung 1 ton ikan.

"Sementara punya saya 4 keramba. Kerugian sudah diperkirakan Rp. 100 juta," lirihnya.

Seluruh ikan yang mati kata Heru tak bisa lagi di konsumsi. Agar tidak menimbulkan bau menyengat, ikan yang mati terpaksa dikubur.

Heru pun berharap agar debit air dari Bendungan Riam Kanan segara ditambah untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/07/144332678/diduga-debit-air-menurun-karena-kemarau-ribuan-ekor-ikan-di-keramba-jala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke