Salin Artikel

Umbul Jumprit, Tempat Pengambilan Air Berkah untuk Perayaan Waisak

KOMPAS.com - Umbul Jumprit adalah sebuah umbul yang berada di lereng gunung Sindoro, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.

Umbul Jumprit menjadi tempat suci bagi umat Buddha di Indonesia dan setiap tahun, air berkah yang diambil dari tempat ini digunakan untuk upacara Tri Suci Waisak di Candi Borobudur.

Dilansir dari laman Sonora.id, Umbul Jumprit diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 18 Januari 1987 sebagai wana wisata di Temanggung dan dibuka secara umum.

Salah satu ciri khas Umbul Jumprit adalah pintu masuk yang berbentuk seperti candi Majapahit yang sudah berumur ratusan tahun.

Selanjutnya pada area wisata terdapat umbul yang airnya dapat digunakan untuk mandi para wisatawan.

Uniknya, setelah mandi pengunjung kerap membuang celana yang telah digunakan karena konon dipercaya dapat membuang sial.

Sementara dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Temanggung, Umbul Jumprit mempunyai peran besar bagi kehidupan masyarakat.

Manfaat umbul ini mulai dari air yang disakralkan oleh umat Buddha, hingga asas kemanfaatan bagi warga sekitar lereng Gunung Sindoro.

Tempat Pengambilan Air Berkah

Pengambilan air berkah di Umbul Jumprit oleh ratusan Bikkhu, Bhikuni, dan umat Buddha Indonesia dari berbagai majelis adalah salah satu ritual dalam rangkaian menyambut perayaan Tri Suci Waisak.

Prosesi ritual pengambilan air berkah di Umbul Jumprit berlangsung dengan khidmat diawali dengan penyalaan dupa dan lilin panca warna.

Usai melakukan ritual, para Bikkhu dan Bhikuni kemudian mengambil air bekah yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi ritual.

Para Bikkhu dan Bhikuni secara bergiliran berjalan ke arah Sendang berbentuk gua tempat mata air mengalir.

Di sepanjang jalan menuju Sendang, tampak dupa-dupa kecil menghiasi tebing di bawah pohon beringin dan cemara yang berusia puluhan tahun.

Para Bikkhu kemudian mengambil air berkah dan dimasukkan ke dalam kendil berhias bunga melati dengan gayung dari batok kelapa.

Selanjutnya, air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit akan diarak menuju candi Mendut untuk disemayamkan dan disakralkan dengan dibacakan Paritta suci oleh Bhikkhu Sangha.

Pada hari berikutnya, air dari Umbul Jumprit dan api dari Mrapen akan dibawa ke candi Agung Borobudur, yang malamnya akan digunakan pada kegiatan detik-detik perayaan Waisak.

Pengambilan air berkah yang digelar setiap jelang perayaan Waisak ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha di Indonesia.

Dilansir dari laman Kemenag Kanwil Jateng, Air merupakan simbol kerendahan hati, dan air mengalir ketitik-titik yang rendah dan tidak pernah membedakan siapa yang harus diberi kehidupan.

“Air dari sisi nyata adalah sumber energi dalam tubuh. Dari aspek simbolis air ini salah satu bentuk kerendahan hati karena air mengalir selalu mencari tirik rendah. Dan air selalu juga tidak membeda-bedakan siapa yang harus diberikan kehidupan. Itulah air yang sesungguhnya sangat universal manfaatnya sehingga kehidupan tetap berjalan sampai hari ini,” ungkap Plt Dirjen Bimas Buddha Kemenag Nyoman Suriadarma.

Sumber:
jateng.kemenag.go.id, kemenag.go.id, temanggungkab.go.id, sonora.id 

https://regional.kompas.com/read/2023/06/02/072000378/umbul-jumprit-tempat-pengambilan-air-berkah-untuk-perayaan-waisak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke