Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kejanggalan Kematian Siswa SMP di Makassar | Pengakuan ART Pembunuh Ibu Anggota DPR di Indramayu

KOMPAS.com - Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta berinisial BNY (15) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sempat menghubungi sang ibu sebelum ditemukan tewas mengenaskan usai diduga melompat dari lantai 8 sekolahnya

Namun, komunikasi yang dilakukan siswa kelas VIII itu dinilai janggal lantaran ada beberapa kata yang tidak seperti biasanya ketika BNY menghubungi sang ibu.

Berita tersebut mendapat sorota pembaca Kompas.com hingga menjadi populer di urutan pertama:

Selain itu, ada juga berita terkait Casinih (62), ibu anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Hermanto yang dibunuh oleh asisten rumah tangga (ART).

Pembunuhan terjadi di kediaman korban di Blok Kedongdong, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar).

Adapun lima berita populer yang dirangkum Kompas.com pada Sabtu (27/5/2023) sebagai berikut:

Komunikasi yang dilakukan siswa kelas VIII itu dinilai janggal lantaran ada beberapa kata yang tidak seperti biasanya ketika BNY menghubungi sang ibu.

"Iya, seperti ada chat (pesan singkat) sebelum dia meninggal dengan kalimat yang menggunakan kata 'Anda'. Saya pikir dengan kalimat tertata itu bukan kalimat anak saya," kata ayah BNY, Benny Yusuf Nurdin, kepada awak media saat ditemui di tempat tinggalnya, pada Sabtu (27/5/2023) dini hari.

Namun, Benny belum mau mengungkap isi pesan singkat melalui WhatsApp yang dikirimkan anak ketiganya itu kepada sang istri.

Ia pun berharap kematian sang putra dapat diungkapkan secara transparan.

"Tapi tentu harapan kami bahwa kejanggalan-kejanggalan yang menurut kami dan keluarga ini suatu hal yang perlu menjadi pendalaman pihak berwajib, tentu kami akan dorong," ucap dia.

Baca selengkapnya: Sebelum Tewas, Siswa SMP di Makassar Kirim Chat Pakai Kata "Anda" ke Sang Ibu

Pelaku berinisial T ditangkap oleh polisi pada Jumat (26/5/2023).

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Indramayu AKBP Fahri Siregar mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, T mengakui perbuatannya.

"Diperkuat dengan keterangan sejumlah saksi yang kita periksa sebanyak enam orang, serta barang bukti yang kita amankan. Motifnya sakit hati dan masih kita dalami," ujarnya, Jumat, dikutip dari Tribun Jabar.

Di rumah korban, T bekerja sebagai tenaga bersih-bersih.

Kasus ini terungkap saat anak korban, Adam, bersama seorang warga berinisial J menemukan jenazah Casinih di rumahnya, Kamis (25/5/2023) sekitar pukul 20.30 WIB.

Adam mendatangi rumah korban lantaran panggilan teleponnya tidak diangkat.

"Saat ditemukan, korban dalam kondisi terikat dengan kepala dibekap kain," ucap Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo, Jumat.

Baca selengkapnya: Ibu Anggota DPR Dibunuh ART, Pelaku Akui Perbuatannya

Tetangga dan warga yang tinggal berdampingan bersama korban, di Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, bertanya-tanya.

Lidia, tetangga yang tinggal tepat di samping rumah korban, mengungkapkan bahwa peristiwa kematian itu menjadi keprihatinan baginya.

Dia tidak menyangka, Iin Casinih, yang dikenal baik, suka berbagi, dan dermawan, ditemukan meninggal dunia tidak wajar.

Awalnya, kasus ini diketahui oleh Lidia pada Kamis (25/5/2023) pukul 18.30 WIB.

Depan rumah korban sampai depan rumah Lidia dipenuhi mobil polisi yang berjejer panjang.

Dia yang penasaran dan kenal baik dengan korban berusaha mencari tahu.

"Tiba-tiba malam Jumat itu, depan rumah, ramai, buka gerbang, ternyata ya itu. Ada informasi dari saudara-saudaranya. Pertama meninggal dunia, setelah itu ada pembunuhan, dalam keadaan tangan diikat dan mulut dilakban," kata Lidia saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (27/5/2023).

Baca selengkapnya: Tetangga Tak Menyangka Iin Casinih yang Dikenal Baik dan Dermawan Tewas Dibunuh

Ngalimun adalah seorang buruh pemetik kelapa.

Dia terjatuh dari pohon kelapa setinggi 15 meter pada 9 Mei 2023.

Sejak saat itu ia mengalami kondisi patah tulang dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya lagi.

Ngalimun terpaksa harus pulang karena biaya pengobatannya terus membengkak hingga Rp 83 juta.

Ngalimun dan keluarganya memilih untuk menjalani pengobatan seadanya di rumahnya.

"Dari keluarga sudah tidak mampu untuk membiayai itu (pengobatan) karena membengkaknya biaya. Jadi terpaksa untuk pulang. Biayanya sekitar 83 juta," kata Kepala Desa Tasikmadu Sariman saat ditemui awak media pada Jumat (25/5/2023).

Baca selengkapnya: Cerita Buruh Petik Jatuh dari Pohon Kelapa 15 Meter, Tak Kuat Bayar RS, Hanya Terbaring di Rumah

Sebanyak 320 siswa SMAN 21 Bandung, Jawa Barat gagal karya wisata atau study tour ke Yogyakarta karena uang pembayaran sebesar Rp 400 juta dibawa kabur oleh tour leader.

Awalnya study tour akan dilakukan pada Rabu (24/5/2023) hingga Jumat (26/5/2023).

Namun karena uang ratusan juta milik siswa tak disetorkan ke perusahaan PT Grand Traveling Indonesia (GTI), perjalanan karya wisata tersebut batal dilakukan.

Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 21 Bandung Fazha Raditya Gibran menjelaskan, bagi siswa yang ingin mengikuti study tour dikenakan biaya Rp 1,3 juta.

Ratusan siswa tersebut berasal dari siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS.

"Karya wisatanya sudah diagendakan sejak dua bulan sebelumnya ke Yogyakarta," ungkapnya, Rabu.

Baca selengkapnya: Duduk Perkara Uang Rp 400 Juta "Study Tour" Siswa SMAN 21 Bandung Dibawa Kabur "Tour Leader"

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Makassar, Reza Rifaldi, Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon, Kontributor Purworejo, Bayu Apriliano | Editor Robertus Belarminus, Reza Kurnia Darmawan, Khairina, Rachmawati

https://regional.kompas.com/read/2023/05/28/060000078/-populer-nusantara-kejanggalan-kematian-siswa-smp-di-makassar-pengakuan-art

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke