Salin Artikel

Sikka KLB Rabies tetapi Vaksin HPR Menipis, Pemkab Minta Bantuan Flores Timur

Pemkab Sikka terpaksa meminta bantuan ke Kabupaten Flores Timur. Apalagi masih banyak hewan penular rabies (HPR) yang belum divaksin.

"Stok VAR kita mulai menipis, tinggal 300 dosis. Saya coba hubungi Kadis Pertanian di Flores Timur, syukur kita bisa dibantu 1.000 dosis," ujar Kepala Dinas Pertanian Sikka Yohanes Emil Satriawan saat dihubungi, Rabu (24/5/2023) pagi.

Satriawan mengatakan, apabila vaksin sudah tiba, maka vaksinasi massal akan dilanjutkan di beberapa wilayah endemis rabies, seperti Misir, Lewomada, dan Wolomapa.

Pihaknya juga telah mengajukan surat permintaan bantuan VAR kepada Ikatan Dokter Hewan Indonesia (IDHI) Cabang Provinsi NTT.

Berdasarkan hasil koordinasi, tim IDI NTT akan turun langsung dan membantu pemberian vaksin rabies di wilayah Kabupaten Sikka.

Ia berharap dengan bantuan yang ada, capaian vaksinasi HPR di Sikka akan terus meningkat.

"Sampai Minggu (21/5/2023) total HPR yang telah diberi vaksin sebanyak 2.029 ekor. Total jumlah anjing kita kurang lebih 55.000 ekor, jadi targetnya harus 70 persen sudah divaksin," pungkasnya.

Sebagai informasi, Pemkab Sikka telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) rabies menyusul meningkatnya kasus gigitan selama 2023.

Sejak Januari hingga Mei 2023 jumlah kasus gigitan mencapai 518 kasus.

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo meminta camat, lurah dan kepala desa se-Kabupaten Sikka untuk melakukan upaya pencegahan menyebarnya virus rabies.

Penyuluhan serta koordinasi informasi edukasi (KIE) harus dilakukan secara rutin kepada masyarakat tentang bahaya penyakit rabies dan cara pencegahannya.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/24/092934778/sikka-klb-rabies-tetapi-vaksin-hpr-menipis-pemkab-minta-bantuan-flores

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke