Sempat Membaik Usai Operasi, Salah Satu Bayi Kembar Siam di Flores Timur Meninggal

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Salah satu dari bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal pada Jumat (12/5/2023).

Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Rekam Medik RSUD Larantuka, dr. Paulus Lameng mengungkapkan, bayi bernama Laurentina itu meninggal setelah sempat mengalami demam dan sesak napas sejak Kamis (11/5/2023) malam.

"Kondisi memburuk sejak kemarin malam. Ia meninggal dunia tadi tepat pukul 14.35 Wita," ujar Paulus kepada wartawan di Larantuka, Jumat.

Paulus menuturkan, selama dirawat, Laurentina memakai alat bantu pernapasan atau ventilator. Kondisinya pun dilaporkan kian membaik, dan rencananya ventilator akan dilepaskan secara bertahap.

Namun, pada Jumat tadi, Florentina mengalami apnea, suatu kondisi ketika seseorang bernapas selama kurang lebih 15-20 detik saat tidur.

Selanjutnya, pasien dilakukan resusitasi atau tindakan pertolongan pertama bantuan hidup dasar pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu.

"Setelah dilakukan resusitasi selama kurang lebih satu jam pada bayi Laurentina, kondisi bayi sudah tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal," jelasnya.

Sementara, kondisi saudara Laurentina yang bernama Laurentini kondisinya masih stabil. Kata Paulus, ada gerak aktif, tidak ada gangguan napas, dan pencernaannya lancar.

"Buang air besar dan kecil lancar. Saluran infus direncanakan akan dilepas secara bertahap sesuai kondisi pasien," pungkasnya.

Sebelumnya, bayi kembar siam asal Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, lahir di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka pada Jumat (28/4/2023) pukul 12.15 Wita.

Keduanya kemudian menjalani operasi pemisahan di rumah sakit itu pada Minggu (7/5/2023).

Operasi pemisahan dilakukan dengan mendatangkan dokter spesialis dari RSUD Dr Soetomo Surabaya dan dari RSUD Prof WZ Yohanes Kupang.