Salin Artikel

Nasib Sularno Guru Honorer di Musi Rawas Terancam Dipenjara karena Hukum Siswa

Mereka meminta majelis hakim membebaskan rekan mereka bernama Sularno (34) atas dugaan kasus penganiayaan murid, Selasa (2/5/2023).

Sularno merupakan guru honorer di SD Negeri Sungai Naik, Desa Sungai Naik, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas dengan gaji Rp 500.000.

Ia kini terancam dipenjara selama 1 tahun dan denda Rp 60 juta usai dituntut JPU atas dugaan penganiayaan terhadap muridnya inisial KV.

Kasus tersebut berawal saat Sularno menghukum siswanya, KV karena tak hapal dengan tugas yang diberikan pada Oktober 2022.

Saat dihukum, KV malah mengobrol dengan temannya. Hal tersebut membuat Sularno menendang pinggang korban.

Ketua PGRI Kabupaten Musi Rawas, Raslim mengatakan pihak PGRI dan polisi sempat menempuh jalur mediasi agar kasus tersebut tak bergulir

Namun, upaya itu gagal sehingga persidangan kembali dilanjutkan.

Raslim mengaku, mereka memberikan dukungan moril kepada Sularno yang kini terjerat hukum dan meminta majelis hakim membebaskan rekannya.

“Apa yang dilakukan oleh rekan kami tidak sebanding dengan kesalahan siswanya. Tindakan yang dilakukan rekan kami bukan menyakiti tapi sekedar mendidik, mohon dipertimbangkan. Siswa itu bahkan sampai sekarang masih sekolah, tidak mengalami cedera parah. Harapan kami agar Hakim dapat membebaskan rekan kami,” ujar dia.

Akibat kejadian ini, ia menyebut guru di sekolah saat ini khawatir untuk mengajar anak-anak. Mereka takut akan dikriminalisasi dan menjalani proses hukum bila dilaporkan orangtua murid.

“Sekarang kami sangat khawatir kejadian ini akan terulang,” ujarnya.

Keluarga murid sebut kekerasan berulang

Keluarga murid yang memenjarakan guru Sularno tegas menyatakan tak ingin damai.

Zulfikar, paman KV mengatakan perbuatan guru Sularno menghukum keponakannya sudah di atas batas kewajaran dan harus mendapat hukuman setimpal.

"Jadi perbuatan Sularno ini sudah berulang-ulang dan kalau kami tidak laporkan didiamkan saja bagaimana nasib anak-anak kami, mungkin ada mati," ungkapnya saat dihubungi Tribunsumsel.com, Kamis (4/5/2023).

Alasan itulah yang membuat pihaknya selaku keluarga tidak mau berdamai dengan guru Sularno. Bahkan mereka sempat meminta kepala sekolah SD Sungai Naik agar memberhentikan Sularno sebagai guru.

"Kami sekeluarga minta dia diberhentikan tapi dia (Kepsek) beralasan bukan haknya untuk memberhentikan tapi harus dari PGRI," ujarnya.

Zulfikar bercerita awal mula perbuatan Sularno diketahui oleh keluarganya bermula pada Kamis 20 Oktober 2022 lalu sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu Sularno mengajar seperti biasa.

"Kemudian ada tugas dari Sularno, KV tidak hapal tugas yang diberikan Sularno. Sehingga KV mendapatkan hukuman," ujarnya.

Alasannya KV mengobrol dengan temannya. Alhasil, membuat Sularno marah dan langsung menendang KV ke arah pinggang sebelah kanan sebanyak satu kali.

Setelah kejadian tersebut, KV sempat sekolah seperti biasa. Namun beberapa hari kemudian, KV demam dan bercerita bahwa ia mendapatkan hukuman dari sang guru.

"Ketahuan oleh ibunya karena saat mau dikerok kata tukang urutnya itu bukan masuk angin tapi oleh sesuatu, ditanya ibunya ternyata ditendang oleh Sularno," ungkapnya.

Hal itu membuat bibi dan nenek dari KV tidak terima dan melapor ke Polsek BTS Ulu agar di proses hukum.

Ia mengatakan hukuman yang meninggalkan bekas memang baru sekali ini terjadi, tapi hukuman lainnya pernah dilakukan Sularno kepada murid yang lainnya.

"Contohnya ditempeleng, bahkan beberapa tahun yang lalu anak adik saya pernah mendapat hukuman karena mungkin tidak hapal tugas, dihukum membuang air dari kloset pakai pipet," ungkapnya.

Menurutnya sebagai masyarakat tidak pantas seorang guru dibiarkan seperti itu. Bahka ia menyebut di luar sekolah guru Sularno pernah menganiaya adik iparnya sendiri hingga pingsan.

"Saat itu iparnya itu pingsan ditinggalnya sendiri di pulau, saking kejamnya hampir satu dusun yang menjemputnya, gara-garanya mereka ribut di air (sungai) waktu lagi njaring ikan," ujarnya.

Zufikar pun mengaku heran dan bertanya-tanya mengapa Kepsek SD Sungai Naik tetap mempertahankan Sularno yang mempunyai jiwa tempramen masih mengajar di sekolah.

Zulfikar juga membantah bila Sularno pernah meminta maaf langsung kepada keluarganya, namun, yang datang menemui keluarganya yakni ketua PGRI dan Kepsek.

"Dia (Sularno) tidak pernah minta maaf kepada keluarga kami yang ada itu ketua PGRI sama Kepsek saja," ungkapnya

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor : Reni Susanti), TribunSumsel.com

https://regional.kompas.com/read/2023/05/07/081800178/nasib-sularno-guru-honorer-di-musi-rawas-terancam-dipenjara-karena-hukum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke