Salin Artikel

Kapan Lebaran Ketupat 2023 dan Bagaimana Bentuk Perayaannya?

KOMPAS.com - Lebaran Ketupat adalah tradisi masyarakat muslim di Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Menilik sejarahnya, Lebaran Ketupat sangat erat kaitannya dengan cara dakwah salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga.

Masyarakat Jawa mempercayai bahwa Sunan Kalijaga merupakan sosok yang pertama kali memperkenalkan Lebaran Ketupat.

Saat menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali lebaran, yaitu pada Hari Raya Idul Fitri dan lebaran ketupat (Bakda Kupat).

Kapan Lebaran Ketupat 2023?

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (22/04/2023), Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta'in Ahmad mengatakan bahwa Lebaran Ketupat yang dikenal dalam konsep budaya Indonesia, khususnya Jawa dimulai pada tanggal 7 Syawal sore.

"Biasanya mulai tanggal 7 Syawal sore, setelah 6 hari puasa sunah Syawal pada 2-7 Syawal," ujar Musta'in, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Dengan kata lain, tradisi Lebaran Ketupat akan dilaksanakan satu minggu atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Dilansir dari laman Kemenag, pada tahun ini pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri 2023 jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.

Sehingga jatuhnya Lebaran Ketupat 2023 atau 8 Syawal 1444 H adalah pada Sabtu, 29 April 2023.

Pelaksanaan Lebaran Ketupat terkait dengan ajaran puasa enam hari di bulan Syawal yang dimulai pada tanggal 2-7 syawal atau selama enam hari berturut-turut.

Kemudian pada tanggal 8 Syawal, umat muslim akan kembali merayakan lebaran yang disebut sebagai Lebaran Ketupat.

Pelaksanaan Lebaran Ketupat yang jatuh seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal) membuat tradisi ini di beberapa daerah juga dikenal sebagai kegiatan Syawalan.

Bagaimana Bentuk Perayaan Lebaran Ketupat?

Berbeda dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri, Lebaran Ketupat lebih dilihat sebagai simbol kebersamaan.

Dilansir dari laman resmi Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Lebaran Ketupat bukan merupakan ibadah tambahan.

Dalam pelaksanaan tradisi ini tidak ada unsur-unsur ibadah sama sekali, seperti tidak ada takbiran maupun bentuk salat, namun hanya sekedar menghantar sedekah makanan berbentuk ketupat.

Tradisi ini dilaksanakan dengan bersilaturahmi ke tetangga dan kerabat dengan menyuguhkan makanan khas berupa ketupat yang akan dinikmati bersama setelah puasa sunah 6 hari bulan Syawal.

Dilansir dari laman NU Online, sebutan “ketupat” atau “kupat” yang berasal dari kata bahasa Jawa “ngaku lepat” berarti “mengakui kesalahan”.

Sehingga makna Lebaran Ketupat bagi sesama Muslim mengandung harapan untuk saling mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan dengan cara memakan ketupat tersebut.

Sebagian masyarakat juga memaknai rumitnya anyaman janur yang digunakan sebagai bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia.

Adapun warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan.

Sumber:
jatimulyo.kec-petanahan.kebumenkab.go.id, nu.or.id,  kemenag.go.id, kompas.com   (Penulis : Dandy Bayu Bramasta, Editor : Farid Firdaus)

https://regional.kompas.com/read/2023/04/25/194518778/kapan-lebaran-ketupat-2023-dan-bagaimana-bentuk-perayaannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke