Salin Artikel

Belum Sempat Digunakan, Kapal Bantuan Kemensos di Sikka Disebut Sudah Rusak

Seno (30) salah seorang anggota kelompok penerima kapal bantuan asal Kecamatan Bola mengaku kecewa, sebab kapal tersebut belum digunakan untuk melaut.

"Mesin kapalnya baik. Tapi cara kerjanya yang buat kami kecewa. Masa, mesin penggeraknya 30 PK tapi landasan pangkuan mesin terbuat dari seng plat," ujar Seno salah seorang anggota kelompok penerima kapal bantuan , Jumat (14/4/2023) di Maumere.

Semestinya, kata Seno, landasan pangkuan mesin yang bagus berbahan baja. Jika terbuat dari seng rentan mengalami patah. 

Menurutnya, landasan pangkuan mesin adalah bagian paling penting. Jika landasannya patah, maka berpengaruh terhadap onderdil lainnya.

Seno menuturkan, kapal fiber bantuan Kemensos mengalami kerusakan sejak diluncurkan pada Selasa (4/4/2023) di Pantai Wairhubing.

Saat itu, ia bersama sejumlah nelayan mencoba mengoperasikan kapal menuju Bola. Namun baru berjalan beberapa meter, landasan pangkuan mesin tiba-tiba patah.

"Untung saja patahnya di lokasi Pantai Wairhubing. Kalau patah di tengah laut, tidak tahu lagi nasib kami seperti apa," katanya.

Ia bersama nelayan lain turun dari kapal dan berenang ke darat. Mereka meminta bantuan teknisi di Wairhubing memperbaikinya.

Setelah diperbaiki, kondisi kapal tetap sama, tidak bisa beroperasi. Mereka pun memutuskan bertahan di atas kapal hingga keesokan hari.

"Rabu 5 April 2023 sekitar pukul 05.00 Wita, kami minta bantuan bodi lampara untuk tonda kapal kami ke Wuring untuk diperbaiki," katanya.

Hingga saat ini, kapal tersebut belum bisa dimanfaatkan melaut, karena masih dalam proses perbaikan. Bahkan Seno harus merogoh kocek senilai Rp 2 juta lebih untuk biaya perbaikan.

Padahal, kata Seno, jika kapal bantuan tersebut tidak mengalami kerusakan pasti mendapat hasil tangkapan ikan yang banyak. Apalagi dilengkapi dengan alat-alat canggih.

"Persoalan landasan pangkuan mesin ini hampir semua kapal alami hal yang sama. Tapi mau bagaimana lagi karena namanya juga bantuan sehingga tetap kita harus manfaatkan," bebernya.

Seno berharap pemerintah mengevaluasi secara serius. Jika ada lagi program bantuan kapal agar diperhatikan cara kerjanya. Sebab jika kerjanya seperti yang ada saat ini, maka kapal tidak bertahan lama.

Hal serupa dialami Ajamudin (40) dan anaknya Arjun (14). Keduanya sempat hilang kontak di Perairan Wairhubing, Kabupaten Sikka, Selasa (4/4/2023).

Peristiwa itu bermula saat keduanya sedang dalam perjalanan pulang dari Pantai Wairhubing menuju Nangahure menggunakan kapal bantuan Kemensos.

Namun di tengah perjalanan kapal mengalami mati mesin. Saat ditemukan tim SAR gabungan, Ajamudin dan anaknya sedang memperbaiki mesin kapal sembari menunggu kapal penarik datang.

Kapal tersebut kemudian ditarik kapal nelayan menuju Pelabuhan Wuring.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali menerangkan, dari 25 unit kapal bantuan yang diberikan semua dalam kondisi baik.

Hanya saja ada enam unit kapal yang trouble (masalah), termasuk kapal untuk kelompok nelayan Bola.

Trouble yang ia maksud, seperti landasan pangkuan mesin, bautnya kurang kencang, selang air melengkung, dan beberapa hal lain.

Meski begitu, enam unit kapal yang mengalami masalah, sudah ditangani oleh teknisi.

"Mestinya, jika ada keluhan dari nelayan penerima manfaat harus disampaikan ke teknisi atau kami agar dicarikan solusinya. Karena itu tanggung jawab kami. Bukan ada masalah tapi berjalan sendiri," ujarnya. 

https://regional.kompas.com/read/2023/04/14/133739378/belum-sempat-digunakan-kapal-bantuan-kemensos-di-sikka-disebut-sudah-rusak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke