Salin Artikel

Misteri Kematian Jumiyem Penjual Bubur di Boyolali, Kepala Diduga Dipukul Benda Tumpul

Polisi menyebut ada beberapa luka di tubuh korban dan salah satunya di kepala. Dugaan sementara, korban tewas dipukul benda tumpul.

Tewasnya Jumiyem pertama kali diketahui oleh Suyati (71), kakak ipar yang tinggal tak jauh dari rumah korban.

Awalnya Suyati curiga karena hingga pukul 06.30 WIB, Jumiyem tak kunjung membuka warung buburnya.

Padahal bianya jam 06.00 WIB, korban sudah mulai berjualan. Awalnya Suyati datang ke rumah korban berniat membeli gula pasir.

"Tadi mau beli gula pasir, dia kan jualan di depan. Enggak ada di depan, jadi ke belakang buat membayar. Biasanya memang kalau enggak ada di depan ya di belakang," ujar Suyati, kepada TribunSolo.com, Kamis (6/4/2023).

Namun sayang, setibanya di belakang atau area dapur, dia malah dibikin syok karena melihat korban dalam posisi tertelungkup.

Korban yang mengenakan daster batik ditemukan dalam posisi tengkurap dengan darah menggenang di bawah tubuh korban.

Teriakan Suyati pun membuat tetangga berdatangan. Dia langsung berteriak dan menyambangi suami yang juga kakak kandung korban, Genyo.

"Saya sebelumnya juga tak mendengar ada cekcok atau apa, saya shock, kaget," jelasnya.

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke aparat polisi.

Dikenal sebagai penjual bubur

Jumiyem dikenal aktif di perkumpulan tempat tinggalnya di Dukuh Sidodadi RT 16, RW 8, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

"Orangnya baik, aktif di kegiatan lingkungan. Setiap perkumpulan RT (lingkungan) selalu datang. Kumpulan ibu-ibu datang, kumpulan bapak-bapak juga datang," kata Suwarmi (41), salah satu tetangganya.

Korban memiliki satu anak yang tinggal di Bekasi. Setiap hari korban berjualan bubur dan kebutuhan dapur di rumahnya.

"Setiap hari jualan bubur. Ramai. Yang beli bukan hanya warga sini, dari daerah lain juga banyak," jelas Suwarmi.

Mereka biasanya makan di tempat, sehingga korban tak hanya jualan bubur, tapi juga beberapa jenis lauk seperti gorengan.

Korban juga dikenal sebagai pribadi yang rajin menambung. Dari hasil jualan bubur itu dibelikan perhiasan emas yang kerap ia gunakan.

"Setiap hari suka memakai perhiasan. Gelang, kalung, cincinnya besar-besar. Katanya itu semua perhiasannya itu totalnya 1 ons," pungkasnya

Sementara itu Kasatreskrim, AKP Donna Briadi mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembunuhan.

Pihaknya pun juga telah melakukan olah TKP, dan meminta keterangan saksi-saksi.

"Iya kita masih olah TKP. Ada beberapa luka di bagian tubuhnya. sebagian di kepala," kata Donna.

Donna menekankan kasus kematian korba adalah kasus pembunuhan. Hanya saja, pihaknya masih terus mendalami dan mengejar pelaku.

Dia belum bisa memastikan motif dari pelaku. Apakah ada kaitannya dengan perampokan atau tindak pidana lainnya.

Pelaku masih di buru, jenazah almarhuh juga masih dilakukan otopsi.

"(Ada barang hilang) Belum itu masih kita dalami," pungkasnya.

Untuk mengetahui penyebab kematiannya, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Solo untuk dilakukan otopsi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Dita Angga Rusiana), Tribun Solo

https://regional.kompas.com/read/2023/04/07/162600878/misteri-kematian-jumiyem-penjual-bubur-di-boyolali-kepala-diduga-dipukul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke