Salin Artikel

Cerita Rani, Tahu Orangtuanya Dibunuh Mbah Slamet dari TikTok: Ayah Pamit Bekerja

Kedua orangtuanya, yakni Suheri dan Riani, menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang asal Banjanegara, Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45).

Rani mengatakan, semua bermula saat orangtuanya Suheri dan Riani pamit pergi ke Jawa pada tahun 2021.

Saat itu pasangan suami istri itu pamit ke anak-anaknya untuk mengerjakan proyek pembangunan rumah di daerah Tulungagung, Jawa Timur.

“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani.

Selama orangtuanya merantau, Rani mengaku masih berkomunikasi baik dengan ayah dan ibunya.

Mereka kerap bertukar kabar, baik lewat sambungan telepon maupun video call.

Rani sesekali mengungkapkan kerinduan kepada ayah ibunya dan bertanya kapan keduanya pulang ke kampung.

“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi. Beberapa hari lagi,” ucap Rani mengingat perkataan sang ayah.

Keriduan Rani tak kunjung terbayar. Bahkan, dirinya putus komunikasi dengan orangtuanya sekitar bulan September 2021.

Rani sudah mencoba mengubungi ponsel ayah serta ibunya dan tidak ada jawaban karena tidak aktif.

Tak kehabisan cara. Ia sempat meminta tolong teman serta saudaranya untuk mencari kabar Suheri dan Riani.

Sayangnya, hasilnya nihil dan Rani tidak mengetahui keadaan orangtuanya.

Tahu kabar kematian orangtuanya dari TikTok

Penantian selama lebih kurang dua tahun menemukan titik terang.

Beberapa hari lalu, Rani mendapatkan kiriman video TikTok dari saudaranya.

Konten tersebut berisi informasi soal kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.

Video itu juga menampilkan rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Rani mengaku merasa tak asing dengan rumah Mbah Slamet. Ternyata Rani pernah melihat lokasi tersebut saat video call dengan orangtuanya.

“Dan rumahnya sama dengan viralnya video TikTok dengan video call,” imbuh Rani.

Rani kemudian melakukan penelusuran hingga menemukan fakta ayah ibunya menjadi korban kesadisan Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa orangtua Rani masuk daftar korban Mbah Slamet.

Bahkan, ada satu pasang lagi suami istri asal Pesawaran yang dibunuh oleh dukun pengganda uang itu.

Identitas mereka masing-masing bernama Suheri-Riani dan Irsad-Wahyu Tri Ningsih. Fakta lain, para korban sudah lama berteman.

"Kedua korban baru ini berdasarkan identifikasi yang dilakukan polisi bahwa ada dua orang lagi menjadi korban dukun Mbah Slamet," beber Zahwani,

Zahwani menambahkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara.

Dalam waktu dekat, keluarga para korban akan diberangkatkan ke Banjarnegara untuk dilakukan pengecekan langsung oleh penyidik ke jasad korban

"Ini merupakan respons cepat Polda Lampung melalui Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo yang datang langsung ke keluarga korban," tandas Zahwani.

Sementara itu Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi membeberkan, hingga kini sudah ada 12 jenazah korban Mbah Slamet ditemukan.

Semua korban terkubur di kebun milik tersangka di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Motif Mbah Slamet membunuh korbannya karena kesal ditagih hasil penggandaan uang.

Tersangka lalu merencanakan pembunuhan dengan mengajak korban-korban dengan melakukan ritual.

Mbah Slamet kemudian memberikan racun potas dicampur air yang diminumkan ke korban hingga tewas.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tri Purna Jaya | Editor : David Oliver Purba), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2023/04/06/155000678/cerita-rani-tahu-orangtuanya-dibunuh-mbah-slamet-dari-tiktok-ayah-pamit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke