Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pemilik Rumah Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo Terpaksa Terima Uang Ganti Rugi | Mantri Suntik Mati Kades di Serang

KOMPAS.com - Rumah bertingkat milik Setyo Subagyo yang berada di tepi Jalan Ki Ageng Gribig, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo.

Setyo akhirnya mau menerima uang ganti rugi sebesar Rp 3,5 miliar. Namun, ia mengaku terpaksa menerimanya.

Dia sempat meminta uang ganti rugi yang lebih. Pasalnya, rumahnya seluas 500 meter persegi tersebut berada di jalan provinsi.

Berita lainnya, seorang pria berinisial SH yang berprofesi sebagai mantri, menyuntik mati Salamunasir, Kepala Desa Curuggoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (12/3/2023). SH melakukan aksinya saat bertamu ke rumah korban.

Berdasarkan keterangan saksi, Salamunasir tewas akibat disuntik racun di bagian punggungnya.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Senin (13/3/2023).

Pemilik rumah bertingkat yang terdampak proyek Tol Yogyakarta-Solo, Setyo Subagyo, akhirnya mau menerima uang ganti rugi Rp 3,5 miliar. Akan tetapi, dia mengaku menerima uang itu dengan terpaksa.

Pria tersebut mengatakan, dirinya memperoleh penjelasan bahwa nilai ganti rugi tidak akan naik sesuai keinginannya walau sampai ke meja hijau.

"Terus saya tanya, prosedur selanjutnya bagaimana, mereka bilang uang itu nilainya tidak naik atau tidak kurang sesuai keputusan awal," ujarnya.

Mulanya, Setyo mematok rumahnya dengan harga Rp 3 juta per meter. Namun, pemerintah membelinya senilai Rp 2,5 juta.

"Sehingga saya berpikir, kalau begitu ya sudah lah, saya terima saja tapi dengan terpaksa. Maka saya minta kalimatnya ditambahi saya terima UGR dengan terpaksa," ucapnya.

Baca selengkapnya: Dapat Ganti Rugi Rp 3,5 Miliar, Pemilik Rumah Bertingkat di Tol Yogyakarta-Solo: Saya Terima dengan Terpaksa

Salamunasir, Kepala Desa Curuggoong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, tewas di tangan mantri berinisial SH. Mantri itu diduga menyuntikkan sesuatu ke tubuh korban.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Kpeolisian Resor Kota (Polresta) Serang Kota AKP Iwan Sumantri menuturkan, SH awalnya sempat cekcok saat bertamu ke rumah Salamunasir.

Dalam keributan itu, SH menyuntik tubuh korban. Hal itu membuat Salamunasir kejang dan lantas tak sadarkan diri.

Korban akhirnya meninggal saat dibawa ke rumah sakit.

"Masih dalam penyelidikan. Untuk penyebab kematian dan motif masih didalami oleh tim penyidik Satreskrim Polresta Serang Kota,” ungkapnya, Minggu.

Baca selengkapnya: Kades Curuggoong Serang Dibunuh Mantri dengan Cara Disuntik, Ini Kronologinya

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan responsnya soal perdebatan pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo. Dia memandang bahwa perbedaan pendapat antara sejumlah kepala daerah di Solo Raya harus dibicarakan agar mendapat solusi.

Meski demikian, Ganjar lebih memilih untuk mengikuti kehendak rakyat.

"Kalau rakyat, maunya Jalan Lingkar tidak usah bayar. (Usulan Ganjar) saya setuju, usulan rakyat," tuturnya saat berkunjung ke Kabupaten Sragen, Senin.

Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) merencanakan membangun Tol Lingkar Timur-Selatan Solo atau Tol Lingkar Solo. Jalan ini melalui tiga kabupaten di Solo Raya.

Akan tetapi, Bupati Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar tidak setuju dengan rencana pembangunan tersebut.

Baca selengkapnya: Pembangunan Tol Lingkar Solo Jadi Perdebatan, Ganjar: Kalau Rakyat Maunya Jalan Lingkar, Saya Setuju

Puluhan takon melakoni pekerjaan sebagai kuli panggul di Pasar Gede, Solo, Jateng, Wagiyem (48) merasakan sejumlah pengalaman manis hingga asam.

Di usianya sekarang, Wagiyem masih kuat mengangkat muatan seberat kurang lebih 80 kilogram. Dari pekerjaannya itu, ibu dan empat anak ini mendapat upah Rp 8.000-Rp 10.000. 

"Tak tentu, Mas, dapatnya kadang 3 angkatan kadang lebih. Tetapi rata-rata 5 kali," jelasnya, Senin.

Dari orderan yang diterima, dia kadang berhasil membawa pulang uang Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

Selain itu, Wagiyem menceritakan, pernah suatu kali barang yang ia antar dicuri orang. Akibat kejadian itu, dia terpaksa mengganti rugi kepada pelanggannya.

"Jadi saat itu barang pertama saya letakkan di dekat tangga. Lalu saya pergi ke lantai atas untuk ambil belanjaan lainnya. Pas sampai di tangga barangnya sudah dicuri, terpaksa ganti Rp 50.000 waktu itu," terangnya.

Baca selengkapnya: Kisah Wagiyem Jadi Kuli Panggul di Solo, Angkat Barang 80 Kg Dapat Upah 10.000

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuat kebijakan agar sekolah-sekolah, kantor dinas, dan di Balai Kota Surabaya mengumandangkan "Indonesia Raya" setiap hari.

Saat lagu kebangsaan tersebut mengalun, Eri meminta segala aktivitas di Surabaya berhenti sejenak.

"Jadi kita tentukan jamnya, misalnya pukul 07.00 WIB, di semua sekolah, kantor dinas, balai kota, kita menyanyikan lagu 'Indonesia Raya', semua aktivitas berhenti (sejenak), setelah itu lanjut (aktivitas lagi)," paparnya, Senin.

Menurut Eri, kebijakan ini bakal dilakukan bertahap. Dengan kebijakan ini, ia berharap supaya warga Surabaya turut mengamalkan makna lagu tersebut di dalam kehidupan.

"Bertahap, kita putar di sekolah dan balai kota, semua kantor dinas, setelah itu perkantoran. Kita akan beri contoh. Jadi harus berdiri, tidak boleh duduk," sebutnya.

Baca selengkapnya: Lagu Indonesia Raya Akan Berkumandang di Surabaya Setiap Hari, Semua Aktivitas Berhenti Sejenak

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Serang, Rasyid Ridho; Kontributor Solo, Fristin Intan Sulistyowati; Michael Hangga Wismabrata; Reza Kurnia Darmawan; Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dita Angga Rusiana, David Oliver Purba, Farid Assifa, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2023/03/14/060600978/-populer-nusantara-pemilik-rumah-terdampak-proyek-tol-jogja-solo-terpaksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke