Salin Artikel

Pasca-hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi, BPBD Boyolali Pastikan Tak Ada Warga yang Terkena ISPA

"Prinsip mereka masih beraktivitas secara normal. Jadi statusnya tetap normal. Kalau sakit karena dampak (hujan abu) enggak ada laporan. Artinya memang tidak ada," kata Kepala BPBD Boyolali, Widodo Munir dikonfirmasi Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) siang dan terjadi berkali-kali. Bahkan hingga Minggu (12/3/2023) gunung di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini masih mengeluarkan awan panas guguran.

"Kalau agak banyak Tlogolele dan Klakah. Kemudian sebagian di Jrakah. Jrakah sudah lebih tipis karena anginnya mengarahnya lebih banyak ke barat kalau dari posisi gunung ya, tapi sebagian ke utara (Boyolali)," ungkap dia.

Menurutnya intensitas hujan abu yang turun cukup lama. Desa Tlogolele merupakan wilayah yang paling tebal terkena dampak hujan abu. Bahkan, sampai pagi tadi masih terjadi hujan abu tipis.

"Kalau yang erupsi hari Sabtu itu sampai jam 1 siang itu masih agak tebal. Itu kan berkali-kali. Tadi pagi itu kan ada yang masih kena hujan abu tapi tipis karena erupsinya semakin kecil," kata Widodo.

Lebih lanjut BPBD Boyolali telah mendistribusikan sebanyak 6.000 masker dan 10.000 fice shield kepada warga yang terkena dampak hujan abu vulkanik. Pendistribusian masker dan fice shield dilakukan sejak Sabtu siang.

Widodo menyampaikan pengiriman masker dan fice shield sebagai stok bagi warga di lereng Gunung Merapi. Sebab, sebelum Gunung Merapi erupsi pada Sabtu kemarin ribuan masker sudah dikirim lebih dahulu ke sana sebagai antisipasi.

"Dulu sebelum erupsi Gunung Merapi kita sudah mengirim ke sana untuk jaga-jaga," terang dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/13/175155978/pasca-hujan-abu-vulkanik-gunung-merapi-bpbd-boyolali-pastikan-tak-ada-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke