Salin Artikel

Sekretaris NU Fasilitasi Perwira Polisi Masukkan Anak ke FK Unila, Bayar SPI Rp 400 Juta dan "Infak" Rp 100 Juta

Pemberian uang itu difasilitasi Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Aryanto Munawar.

Fakta ini terungkap saat Aryanto dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Kamis (9/3/2023) pagi.

Dalam kesaksiannya, Aryanto mengaku memfasilitasi calon mahasiswa berinisial RA yang merupakan putri seorang perwira polisi di Lampung berinisial HAS pada ajaran 2021-2022.

"Saya dikenalkan bahwa HAS adalah keponakan Musa Zainudin," kata Aryanto, Kamis pagi.

Aryanto membenarkan, HAS adalah seorang anggota kepolisian di jajaran Polda Lampung. Hal itu juga terlihat dalam bukti chat WhatsApp, nomor HAS ditulis dengan embel-embel polisi.

"Polisi di Lampung," kata Aryanto.

Dalam perkenalan itu, HAS meminta bantuan Aryanto untuk dikenalkan kepada Karomani agar putrinya bisa masuk FK Unila.

Ketika itu HAS sudah membawa formulir pendaftaran ujian mandiri.

Mendengar permohonan HAS, Aryanto mengaku menyanggupi memfasilitasi tetapi dengan catatan uang SPI (sumbangan pengembangan institusi) atau iuran wajib harus di atas Rp 250 juta.

"Saya siap membantu jika HAS tidak hanya membayar minimal SPI yaitu Rp 250 juta, kalau bisa lebih tinggi lagi minimal Rp 500 juta," kata jaksa membacakan BAP Aryanto.

"Kata siapa harus Rp 500 juta?" tanya jaksa.

"Itu ide saya sendiri," jawab Aryanto.

"Kenapa saudara saksi bisa bilang begitu ke orangtua mahasiswa?" tanya jaksa.

"Begini, Pak. Fakultas Kedokteran itu kan favorit, persaingannya pasti tinggi, pasti orangtua lain sanggup bayar lebih tinggi," kata Aryanto.

HAS lalu melakukan proses pendaftaran dengan menyetor uang sebesar Rp 400 juta ke rekening SPI Unila.

Setelah perkenalan itu, Aryanto mengajak HAS bertemu dengan terdakwa Karomani untuk membicarakan hal tersebut.

Karomani menyebutkan, jika berkenan HAS juga memberikan "infak" (kode suap PMB Unila) sebesar Rp 100 juta untuk pembangunan gedung Lampung Nahdliyin Center (LNC).

Tetapi karena sudah menyetor Rp 400 juta, HAS meminta agar SPI menjadi Rp 300 juta dan infak sebesar Rp 100 juta.

"Pak Karomani bilang hubungi Wakil Rektor II Asep Sukohar," kata Aryanto.

Namun Asep Sukohar mengaku tidak bisa mengubah setoran itu tanpa ada bukti tertulis dari Karomani.

Aryanto mengatakan, Karomani meneleponnya dan menyebutkan bahwa setoran SPI itu sudah tidak bisa diubah.

"Itu nggak bisa diubah lagi, biarkan aja Rp 400 juta SPI, tapi tambah infak Rp 100 juta," kata Aryanto.

Aryanto lalu menghubungi HAS dan memberitahukan hal tersebut dan disanggupi.

Tanggal 14 Juli 2021, Aryanto mengatakan dia dihubungi Karomani bahwa putri HAS lulus FK Unila. Aryanto lalu mengontak HAS untuk menyiapkan uang infak Rp 100 juta.

Uang itu diberikan HAS di rumah Aryanto di Kecamatan Sukarame lalu diambil oleh Mualimin (dosen Unila).

Karomani bantah ada pertemuan

Terkait keterangan Aryanto ini, Karomani membantah ada pertemuan tiga orang di ruang kerjanya antara dia, Aryanto, dan HAS.

"Tidak ada Yang Mulia pertemuan itu di ruang kerja saya, ada CCTV, bisa dicek," kata Karomani.

Karomani juga membantah pernah dikenalkan dengan HAS.

"Saya tidak kenal dengan polisi itu," kata Karomani.

Konfirmasi HAS

Saat dihubungi, HAS membenarkan pernah memberikan uang sebesar Rp 100 juta untuk infak tersebut.

"Iya itu sudah lama, anaknya sekarang sudah semester 4," kata HAS.

HAS juga membenarkan bahwa dia anggota kepolisian di Polda Lampung. Pada tahun 2021, HAS sedang menjabat sebagai Wakapolres Lampung Utara dengan pangkat Kompol.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/09/125800578/sekretaris-nu-fasilitasi-perwira-polisi-masukkan-anak-ke-fk-unila-bayar-spi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke