Salin Artikel

Viral Air dari Sumur Tua di Eromoko Wonogiri Meluap, Tak Pernah Kering Saat Kemarau

Bahkan luapan air cukup deras hingga warga yang memakainya tak perlu menimba karena air keluar hingga bibir sumur.

Ketua RT setempat, Misno (70) mengatakan sumur tersebut milik almarhum Sarno.

"Memang ini setiap musim hujan airnya selalu naik. Tapi biasanya tidak sederas ini (debit yang dikeluarkan)," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (4/3/2023).

Bahkan debit air di sumur ini yang paling besar. Menurutnya, sejak dia kecil baru saat ini melihat sumur mengeluarkan air yang sangat deras.

"Sejak saya kecil paling besar ya baru ini, biasanya kecil," katanya.

Melimpahnya air sumur ini terjadi sejak Senin (27/2/2023). Hanya saja, aliran paling deras terjadi pada Rabu (1/3/2023), tepatnya saat hujan deras mengguyur wilayah Eromoko.

Saking derasnya, kata Misno, sumur itu belakangan menjadi perhatian masyarakat.

"Ya kemarin saat deras sempat bikin geger warga. Banyak yang ambil foto. Orang jalan-jalan juga mampir ke sumur," kata Misno.

Dia menyebut sumur ini mempunyai kedalaman 11 meter itu digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

"Sumur ini tidak pernah kering meski saat kemarau seperti sumur pada umumnya. Jadi agung (penuh) terus (airnya). Meskipun hujan tidak keruh airnya, tetap bening. Biasanya kalau sumur lain ikut keruh ," ungkap dia.

Menurutnya, sumur itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Bahkan saat Misno masih kecil sudah ada. Sumur itu termasuk sumur yang paling pertama di desanya.

"Dulu kalau sumur digunakan untuk mencuci, mandi dan keperluan rumah tangga," kata dia.

Misno juga mengatakan saat hujan turun, air sumur pasti tinggi dan tetap jernih sebening kaca.

Hal itu pun berbeda dengan sumur lainnya yang saat musim penghujan airnya agak keruh.

"Sumber airnya dari mana tidak ada yang tahu. Belum ada penelitian juga. Asalnya dari sungai mana juga belum ada yang menyelidiki sejak dulu," ungkap dia.

Hanya saja, kemungkinannya karena letak geografi atau lokasinya berada di bawah pegunungan yang berada di barat desa.

Di kawasan perbukitan itu pun ada semacam tempat, jika musim hujan akan mengeluarkan air dari dalam tanah.

"Nah terus dibuat pertanda masyarakat kalau air itu sudah muncul (meluap) berarti hujannya akan berkurang," jelasnya.

Dia menjelaskan sumur tersebut memiliki kedalaman sekitar 18 meter.

Menurutnya fenomena air sumur meluap itu terjadi setiap musim penghujan. Setiap curah hujan tinggi dan berlangsung beberapa hari, secara otomatis air akan melimpah.

Adapun berdasarkan pengamatan pihaknya pada Sabtu lalu debit air yang dikeluarkan dari sumur itu sekitar 20 liter per detik.

"Menurut pengamatan kami, terjadinya luapan itu mungkin karena adanya resapan-resapan air konservasi dari Waduk Parangjoho. Selain itu karena curah air hujan tinggi," terang dia.

Letak sumur tersebut tak jauh dari Waduk Parangjoho yang terletak di Dusun Gedong, Desa Eromoko. Sementara letak hulu waduk dengan sumur sekitar 3,5 kilometer.

"Saat ini kondisi waduk dalam keadaan stabil dan aman. Tidak ada kebocoran," aku dia.

"Mudah-mudahan dengan air melimpah ini malah bisa dimanfaatkan warga sekitar. Air juga bisa membawa berkah," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Bukan Mitos, Ternyata Penyebab Sumur di Eromoko Wonogiri Meluap karena Resapan Air Waduk Parangjoho

https://regional.kompas.com/read/2023/03/08/113300378/viral-air-dari-sumur-tua-di-eromoko-wonogiri-meluap-tak-pernah-kering-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke