Salin Artikel

5 Kasus Anak Dipaksa Mengemis, Ada yang Dipukuli hingga Dirantai Jika Tak Bawa Uang

Sang nenek adalah YY (47), warga Kota Padang. Sementara korban adalah cucunya sendiri, MR (10) yang tinggal dengannya selama 6 bulan terakhir sejak orangtuanya cerai.

YY tega menganiaya cucunya sendiri karena korban tak membawa uang banyak usai mengemis. Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan banyak luka di tubuh korban.

Selain di Kota Padang berikut 5 kasus anak dipaksa mengemis yang berhasil dirangkum Kompas.com:

1. Bocah di Aceh dirantai jika tak bawa uang

MS (9), dipaksa mengemis di jalan protokol dan warung kopi di Kota Lhokseumawe oleh ibu dan ayah tirinya.

MS tingga bersama ayah tirinya, MI (39) dan ibu kandungnua, UG (38) di Desa Tumpok Tengah, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Jika pulang tidak membawa uang, MS akan diikat dengan rantai besi oleh orangtuanya. MS juga dikurung dan kerap mendapatkan siksaan dari MI dan UG hingga jatuh sakit.

Kekerasan yang dialami MS diketahui oleh tetangganya yang kemudian melapor ke personel Babinda Koramil Banda Saki pada Rabu (18/9/2019) sore.

Polisi yang turun tangan menetapkan M dan U sebagai tersangka. Sementara MS tinggal dengan keluarga terdekat lainnya.

Setiap hari, SR harus setor paling sedikit Rp 50.000 kepada sang ibu. Bila tidak, ia akan dipukuli.

SR berangkat mengemis mulai jam 07.00 WIB dan pulang jam 22.00 WIB. Ia hanya mendapatkan makan sehari sekali yakni malam hari sepulang mengemis.

Hal tersebut berdampak pada kondisi psikologis RS yang sangat tertutup dan jarang tersenyum serta tak mengeluh.

Kasus SR terungkap setelah video M menganiaya anaknya viral di media sosial pada Senin (2/12/2019). Polisi mengamankan M dan melakukan tes kejiwaan pada pelaku.

DM dianiaya ibunya karena tak mendapatkan yang saat mengamen dan menjual tisu di jalanan.

Selama ini OK memaksa DM untuk mengamen dan menjual tisu di sekitar perempatan lampu merah simpang Rumah Sakit Charitas Palembang.

Dalam sehari, DM pun menyetorkan uang kepada OK mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 60.000.

"Sudah lebih setahun anaka saya itu mengamen. Biasanya ini kasih duit tapi kemarin nggak ,jadi saya kesal dan pukuli. Karena uang itu juga untuk kebutuhan kami," kata OK

OK mengaku terpaksa menyuruh anaknya turun ke jalanan mencari uang untuk memenuhi kebutuhanya.

"Kalau tidak begini kami nggak makan,"ujarnya.

Bocah malang tersebut diwajibkan menyetor uang Rp 30.000 per hari kepada neneknya. Jika kurang, TK akan dipukuli oleh neneknya.

"Diminta Rp 30.000 sehari, iya sudah sering dijambak dipukul nenek," ucap TK yang masih tampak trauma.

Kasus tersebut terungkap setelah video Suryani menganiaya cucunya viral di media sosial.

Nenek berusia 46 tahun itu pun diamankan oleh polisi pada Rabu (28/4/2021) malam. Suryani mengaku baru seminggu mengajak TK mengemis karena TK sedang sekolah rumah.

"Karena sekarang lagi sekolah di rumah, jadi saya mengajaknya untuk mengemis," kata Suryani saat diperiksa penyidik.

Ia mengatakan, uang hasil mengemis yang dikumpulkan oleh TK digunakan untuk biaya kehidupan mereka sehari-hari.

"Saya menyesal, baru seminggu ini saya ajak begitu. Saya minta maaf," ujarnya.

Saat penangkapan, polisi juga mengamankan 20 anak yang disuruh menjadi pengemis.

Puluhan anak itu mengemis di Simpang Jalan Sei Kambing, Jalan Kapten Muslim dan Jalan Gatot Subroto, Medan.

Dari 20 anak, lima di antaranya adalah balita usia 1,5 tahun dan 2 tahun. Sementara sisanya adalah anak-anak yang duduk di bangku SD dan SMP.

Mereka mengemis di jalanan mulai pukul 20.00 WIB hingga 22.30 WIB. Salah satu ibu yang diamankan adalah Efi Sanora Sihombing (28).

Warga Jalan Padang, Gang Perintis, Kelurahan bantan, Kecamatan Medan Tembung ini mengaku keadaan memaksanya membawa serta dua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 2,5 tahun untuk mengemis.

Aktivitasnya itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan keluarga.

Efi mengaku baru keluar pada pukul 18.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB. Dengan selang waktu itu, dia biasanya bisa mengumpulkan uang antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000.

Hal serupa diungkapkan Rini Sibuea. Dia sudah enam bulan mengemis, tepatnya setelah suaminya meninggal dunia.

Dia juga membawa serta dua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 1,5 tahun.

"Sebenarnya ada anaknya satu lagi. Umurnya 4 tahun. Tapi dia tidak ikut karena mempunyai penyakit sesak," katanya.

"Kadang dapat Rp 50 ribu, kadang enggak ada dapat sama sekali. Ini hanya untuk menutupi kebutuhan hidup. Saya banyak utang, makanya harus kerja begini," akunya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Masriadi, Dewantoro, Himawan, Aji YK Putra | Editor: Aprillia Ika, Khairina, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2023/03/04/084800078/5-kasus-anak-dipaksa-mengemis-ada-yang-dipukuli-hingga-dirantai-jika-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke