Salin Artikel

Cerita Ubaidillah, Korban Laka Maut Cipali yang Kehilangan Istri dan Anak...

Dia masih trauma setelah menjadi korban kecelakaan maut bus yang ditumpanginya dengan truk muatan beras yang terjadi di kilometer 186.200 Tol Cipali, Sabtu (25/2/2023) pagi.

Dalam peristiwa itu, Ubaidillah kehilangan istri dan seorang anaknya.

Ubaidillah menceritakan, sebelum kecelakaan maut itu, Bus Pariwisata Habibah Jaya Kencana bernomor polisi K 7031 OB dari arah Cilegon, Banten, ke Yogyakarta, sempat berhenti di rest area tol Cipali. Sebagian penumpang turun untuk istirahat dan ke kamar kecil.

"Itu terakhir kita ke rest area jam 02.00 WIB, sekitar 15 sampai 30 menit baru jalan lagi," kata Ubaidillah di ruang perawatan RS Mitra Plumbon, Minggu siang (26/2/2023)

Setelah selesai dari rest area, Ubaidillah kembali duduk bersebelahan dengan anaknya yang tertidur. Sementara istri Ubaidillah duduk di bagian depan bersama anaknya yang lain.

Ubaidillah merasakan bus melaju cukup kencang. Dia merasa guncangan atau getaran keras saat bus melintas sekitar jembatan dan juga jalan yang tidak rata. Bahkan saudaranya yang duduk dekat sopir beberapa kali mengingatkan.

"Jadi sebelum kecelakaan, bus ini kalau ada jembatan, ada guncangan. Saya masih dengar jelas teteh saya bilang, 'Pak pelan-pelan bawa mobilnya, hati hati'," kata Ubaidillah mengulang pesan kakaknya kepada sopir bus.

"Prak, saya sudah di bawah di antara kursi, muka penuh pecahan kaca, dan ada beras. Perasaan bus ini enggak bawa beras, posisi gelap, orang-orang pada teriak, saya dengar anak saya teriak minta tolong ke saya, Pih tolong Pih," kata Ubaidillah dengan lirih.

Di saat kondisi mencekam itu, dia sudah tidak mendengar lagi suara istri dan anaknya yang duduk di barisan depan.

Lalu ia tak sanggup berkata-kata saat dikabari kedua orang yang dicintainya dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan maut itu.

Direktur Rumah Sakit Mitra Plumbon, Herry Septijanto, menyampaikan, hingga Minggu siang, Ubaidillah bersama belasan penumpang masih dalam proses perawatan. Mereka sudah dipindahkan, yang sebelumnya di UGD, ke ruang perawatan.

"Sebagian besar mengalami trauma kepala, dada, perut, dan patah tulang di bagian kaki dan tangan," kata Herry yang ditemui usai menemui beberapa pasien penumpang kecelakaan maut.

Sebagian korban terkena benturan yang keras sehingga trauma di kepala. Akibatnya sejumlah korban masih merasa pusing, lemas, dan masih ada yang muntah-muntah.

Jasa Raharja Kantor Cabang Cirebon, Okto Arif, menyampaikan, Jasa Raharja memberikan bantuan santunan kepada seluruh korban kecelakaan maut.

Korban yang meninggal dunia, mendapatkan bantuan santunan senilai Rp50.000.000 dan korban luka maksimal Rp20.000.000 ditambah biaya P3K Rp1.000.000

"Kami sudah berkerja sama dengan RS Mitra Plumbon. Masing-masing korban maksimal penggantian biaya perawatan sebesar Rp20 juta dan tambahan P3K maksimal Rp 1 juta, jadi total keseluruhan Rp 21 juta. Korban meninggal dunia Rp50.000.000," jelas Arif.

Saat ini, kata Arif, seluruh korban yang masih di RS Mitra Plumbon, sudah mendapatkan perawatan dan berada di ruang rawat inap. Sementara proses santuan untuk korban meninggal dunia berkerjasama dengan Jasa Raharja Banten yang langsung ke rumah korban.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bus Pariwisata Habibah Jaya Kencana bernomor polisi K 7031 OB, melaju dari arah Banten menuju Yogyakarta. Sopir bus diduga hilang kendali hingga menabrak bagian belakang truk yang mengakut beras bernomor polisi B 9038 FYT. 5 orang meninggal dunia dan belasan penumpang luka-luka dalam kecelakaan ini.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/26/214041678/cerita-ubaidillah-korban-laka-maut-cipali-yang-kehilangan-istri-dan-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke