Salin Artikel

Tanggul Permanen Direncanakan Dibangun untuk Atasi Bandang Bandang Meteseh dan Rowosari di Semarang

Menanggapi masalah banjir bandang di kedua perumahan itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana merencanakan pembangunan tanggul.

Kepala BBWS Pemali-Juana, Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, penanganan harus paralel. Dari segi non struktural, pihaknya akan memperbaiki kondisi hulu. Sedangkan segi strukturalnya dia mengupayakan pembangunan tanggul dan normalisasi.

"Ini kita sedang usulkan untuk penyiapan desainnya ke pemerintah pusat," kata Adek usai forum Focus Group Discussion (FGD) Solusi Banjir Jawa Tengah 2023-2035 di kantor DPD Jateng, Rabu (22/2/2023).

Akan tetapi, pihaknya menekankan saat ini masih fokus pada penanganan tanggap darurat bencana dengan tanggul sementara.

"Bagaimana supaya itu jebolan nutup dulu. Supaya air sungai enggak masuk. Baru kita melakukan rehabilitasi rekonstruksi, penaganan secara permanen dengan pembangunan tanggul," tegasnya.

Lebih lanjut, pihaknya membenarkan pernyataan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bila pemicu banjir bandang di dua titik tersebut ialah besarnya debit air sungai karena hujan lebat yang terjadi hulu atau Kabupaten Semarang.

"Kiriman air hujan dari hulu, kebetulan hulunya Kabupaten Semarang," lanjutnya.

Pasalnya fenomena hidrologi hari ini, sebanyak 70 persen air hujan yang turun tidak meresap ke tanah dan justru lari ke sungai. Akhirnya air sungai meluap karena tak mampu menampung air hujan yang turun.

"Sungai kita kapasitas tampungnya enggak cukup, maka meluap dan masuk pemukiman. Dan kenalah ke Meteseh dan Rowosari tadi," ungkapnya.

Anggota DPD RI Dapil Jateng, Abdul Kholik sengaja melibatkan berbagai pihak dalam FGD merespon intensitas banjir terus meningkat di Jateng.

"Kita prakirakan pada tahun tahun 2035 nanti, kondisi geografis di Jateng akan semakin berat. Maka hari ini, kita merancang langkah-langkah agar bisa mengatasi banjir pada tahun 2035 nanti," kata Abdul.

Langkah-langkah tersebut, diantaranya mengusulkan pencegahan penurunan permukaan tanah dan pengurangan penggunaan air tanah.

"Pastinya dari hulu hingga hilir. Pertama bisa dengan membangun sumur resapan, karena ternyata di Kota Semarang baru melakukan tahun lalu, sekitar 1.500 sumur resapan. Namun sudah berhenti, ini kan sayang, mestinya kan ini dilanjutkan," terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya mendorong untuk menyiapkan tanggul laut. Kemudian, DPD RI Jateng juga merekomendasikan pembangunan waduk untuk mengurangi air. Tujuanya agar air membanjiri wilayah ke bawah.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/23/112613878/tanggul-permanen-direncanakan-dibangun-untuk-atasi-bandang-bandang-meteseh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke