Salin Artikel

Perjuangan Ibu di Pedalaman NTT, Lahirkan dan Rawat Bayi Kembar 3 di Tengah Keterbatasan Ekonomi

Tiga bayinya saat ini berusia dua bulan setelah lahir melalui operasi di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo pada 15 Desember 2022 lalu.

Dua orang bayi berjenis kelamin perempuan, sedangkan satu lagi adalah laki-laki.

Kini, dengan keterbatasan ekonomi, Yuliana harus merawat lima anak, tiga di antaranya adalah bayi kembar.

Awal mula tahu bayi kembar 3

Yuliana menceritakan, awal mula mengetahui bayi di kandungannya adalah kembar tiga. Saat itu usia kehamilannya mencapai empat bulan.

"Saat usia kehamilan empat bulan, perutnya besar sekali. Kehamilan berbeda dengan kehamilan anak pertama dan kedua. Kehamilan ketiga ini rasa badan berat, tidak bisa berjalan menanjak. Sering lelah," kata dia saat dihubungi oleh Kompas.com melalui telepon, Selasa (21/2/2023).

UPDATE: Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah perjuangan sang Ibu merawat anak-anaknya. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

Saat usia kehamilannya masuk tujuh bulan, ia bersama suaminya, Hendrikus Darut melakukan cek USG di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng.

Saat itu dokter kandungan melihat ada tiga kepala bayi. Dokter mengatakan, kemungkinan besar bayi mereka kembar tiga.

"Mendengar apa yang dikatakan dokter kandungan di rumah sakit itu, saya spontan mengatakan dalam hati, oh Tuhan mengapa beri seperti ini," ungkapnya.

Yuliana dan suaminya kembali memastikan kondisi anak dalam kandungannya di Rumah Sakit Umum Daerah di Labuan Bajo.

"Hasil USG kembar tiga. Saya dan suami sangat kaget dengan kembar tiga. Tanggal 15 Desember 2022, saya rasa sakit lagi dan pergi cek lagi di RSUD Labuan Bajo. Saat itu (perut) sakit terus dan keluarga bersama suami membawa saya ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo," kata dia.

Dokter akhirnya mengambil tindakan medis dengan mengoperasi Yuliana saat persalinan.

"Bersyukur operasi caesar berjalan lancar. Saya dan suami bersyukur dengan keajaiban ini," jelasnya.

Berjuang membesarkan bayi kembar 3

Yuliana mengatakan pada Januari 2023, ia dan suaminya kembali ke Kampung Wetik bersama tiga buah hati mereka. Kini usia tiga bayi kembar mereka sudah mencapai dua bulan.

"Setelah tiba di Kampung Wetik, saya dan suami memikirkan bagaimana cara memberikan ASI bagi tiga buah hati ini. Ini yang sangat sulit," jelasnya.

Lantaran ASI tidak mencukupi untuk ketiga bayinya, mereka pun memutuskan memakai susu formula sebagai pendamping ASI.

Situasi ini tak mudah lantaran sang suami Hendrikus Darut, hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak tetap.

"Dengan kondisi serba kekurangan, kami membeli susu formula. Selang-seling dengan ASI. Setiap 4 hari beli susu 1.000 gram. Ditambah beli pampers, pakaian bayi. Kami juga tidur di tikar. Belum ada kasur yang layak. Betapa berat perjuangan ini," jelasnya.

Keadaan semakin sulit jika anak-anaknya sakit.

Penjelasan kepala desa

Terpisah, Kepala Desa Golo Riwu, Edo Mense membenarkan bahwa ada warganya yang melahirkan bayi kembar tiga.

"Saya, keluarga saya dan warga Desa Golo Riwu Sangat terkejut dengan peristiwa kelahiran bayi kembar tiga. Soalnya baru pertama kali terjadi," jelasnya saat dihubungi oleh Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa, (21/2/2023).

Mense menjelaskan, bayi kembar tiga ini buah hati dari pasangan Hendrikus Darut dan Garda Yuliana Beti di Kampung Wetik, Desa Golo Riwu.

"Bayi kembar itu lahir melalui operasi caesar di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat, 15 Desember 2022 lalu. Orangtuanya sudah memberikan nama panggilan Dafa, Dafi dan Dani," kata dia.

Mense menjelaskan, orangtua bayi tersebut berprofesi sebagai petani dan mengalami kesulitan ekonomi.

Apalagi ketiga bayi kembar ini merupakan anak ketiga. Anak sulung pasangan tersebut sudah kelas 2 SD dan kedua berusia lima tahun.

"Bayi kembar tiga ini anak ketiga dari pasangan keluarga ini. Anak pertama dan kedua berjenis kelamin perempuan," jelasnya.

Mense menjelaskan untuk sementara kondisi bayi cukup sehat, dengan berat badan bayi rata-rata 3,6 kilogram.

Mense menjelaskan, keluarga ini terkendala Air Susu Ibu (ASI) untuk asupan ketiga bayi kembar tersebut.

"Keluarga ini sangat berkekurangan. Sejauh ini orangtuanya terkendala di beli susu formula. Mohonsuarakan kekurangan dan kesulitan keluarga ini," katanya.

Mense menjelaskan, kondisi rumah tinggal keluarga ini berlantai tanah dan berdinding bambu. Rumah mereka berukuran 6x7 meter dan tidak ada kasur layak untuk ketiga bayi mereka.

UPDATE: Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah perjuangan sang Ibu merawat anak-anaknya. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/094000178/perjuangan-ibu-di-pedalaman-ntt-lahirkan-dan-rawat-bayi-kembar-3-di-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke