Salin Artikel

5 Fakta Ledakan Dahsyat di Blitar, Diduga Berasal dari Racikan 20 Kg Bubuk Petasan

Akibat ledakan tersebut, ada empat orang dinyatakan tewas dan salah satunya pemilik rumah, Darman (65).

Polisi menduga ledakan dipicu oleh bubuk petasan seberat 20 kilogram yang diracik di dalam rumah Darman.

Dan berikut 5 fakta ledakan dahsyat yang terjadi di Kabupaten Blitar:

1. Tiga jenazah sulit dikenali

Ledakan dahsyat yang terjadi di Kabupaten Blitar menewaskan empat orang. Mereka adalah Darman (63), kedua anaknya Arifin (29) dan Widodo (26) serta keponakannya, Wawa (17).

Dari keempat korban, hanya jenazah Darman yang bisa dikenali. Korban Darman ditemukan pertama pada Minggu (19/2/2023) malam.

Kondisi tubuh Darman masih utuh dan ditemukan di bawah reruntuhan bangunan rumah.

Sedangkan tiga korban lainnya baru ditemukan pada Senin (20/2/2023). Kondisi tubuh ketiga korban sudah tidak utuh saat ditemukan.

Bagian tubuh ketiga korban lainnya ditemukan tersebar jarak sekitar 100-150 meter dari titik pusat ledakan.

Bagian tubuh yang ditemukan adalah bagian dada ke atas. Petugas juga menemukan satu bagian tubuh bagian pinggul, satu bagian tubuh bagian tulang dada, dan satu bagian jari telapak tangan kiri. Termasuk menemukan hati dan paru korban di atap rumah.

Selain itu, petugas juga menemukan panci dalam kondisi hancur di lokasi. Diduga panci tersebut digunakan untuk menyimpan bubuk bahan baku petasan.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono.

"Dari daya ledak ditemukan ada panci, kondisinya sudah hancur semua, tapi masih teridentifikasi panci. Ada tiga panci, kemungkinan di situ tempat menyimpan bubuk bahan baku petasan," bebernya.

Menurutnya, melihat titik ledakan, sesuai evaluasi dari Tim Penjinak Bom, ditemukan puntung rokok di lokasi.

Dari keterangan warga, tiga dari empat korban meninggal dunia memang diketahui sebagai perokok.

"Kemungkinan apakah di situ saat sedang melihat (penyimpanan bubuk bahan petasan) ada yang sedang merokok, sehingga terjadi efek ledakan. Karena jenis ledakannya low explosive, sehingga ketika terkena percikan mudah meledak," paparnya.

Bahan isian petasan itu di antaranya Kalium Klorat atau Potasium Klorat, Alumunium, dan Sulfur atau lazim disebut Belerang.

Tiga jenis bahan itu ditemukan oleh Tim Bahan Peledak (Handak) Bidang Labfor Polda Jatim, saat olah tempat kejadian perkara (TKP), Senin (20/2/2023).

Kepala Bidang Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Sodiq Pratomo, membenarkan temuan tersebut.

Ia mengatakan, tiga bahan baku isian petasan kategori rendah (low explosive) itu ditemukan di area terpenting dari rumah korban yakni area dapur.

Area dapur rumah korban itu telah dipastikan menjadi pusat ledakan utama bahan isian petasan dalam insiden tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya cekungan bekas ledakan sedalam sekira 58 sentimeter dengan radius luas 2,1 meter.

"Artinya itu yang memberikan ledakan yang cukup besar, mungkin dari jumlah, barangkali," ujar Sodiq, Selasa (21/2/2023).

Pasalnya, jasad ketiga korban yang sudah dalam kondisi tak utuh ditemukan di sekitar area dapur. Mereka adalah Arifin (29), Widodo (26) dan Wawa (17).

"Kemungkinan besar pada saat membuat. (Korban) lagi membuat (petasan). Kalau lihat dari korbannya hancur kemungkinan ketiganya masih proses membuat, begitu tiga orang mengelilingi itu," kata Kepala Bidang Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Sodiq Pratomo.

Sementara itu BPBD Kabupaten Blitar menyebut selain menewaskan empat orang, ledakan pada malam hari mengakibatkan 23 orang luka-luka.

Sedangkan, bangunan rumah yang rusak berjumlah 25 bangunan yang dua di antaranya sudah rusak berat dan hampir rata dengan tanah.

Tiga korban yang sudah teridentifikasi, yaitu, Darman dan kedua anaknya, Arifin dan Deni Widodo.

Untuk korban Darman, kondisi tubuh masih utuh dan mudah teridentifikasi. Sedang kedua anaknya, Arifin dan Deni Widodo kondisi tubuhnya tidak utuh, tapi sudah teridentifikasi dari sidik jari dan tahi lalat di wajah serta bentuk tatanan gigi.

Sementara untuk korban Wawa masih dalam proses identifikasi ahli karena kerusakan tubuhnya paling parah.

Aris Setiawan (19), warga Dusun Kutukan, Desa Kunjang, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mengaku mendengar dentuman pada Minggu malam.

"Suaranya kenceng. Sampai kayak Gunung Kelud pas meletus gitu. 30 menit saya cari di grup-grup medsos, semua masih bingung. Ada yang bilang ban meletus atau apa gitu. Tapi lama kelamaan akhirnya muncul akibat ledakan petasan itu," ujarnya, Senin (20/2/2023).

Hal senada juga diungkapkan Mustofa, pria yang menjabat Kepala Desa Wonorejo, Kecamatan Trisulo, Kabupaten Kediri. Ia sempat mendengar bunyi keras. Padahal, rumah Mustofa berjarak 30 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).

"Waktu itu saya lagi nyuci mobil. Terdengar suara 'deng' gitu. Mulanya saya kira mobil nabrak tembok," ucapnya.

Bunyi lebih keras didengar oleh Jumali dan keluarganya. Jumali adalah tetangga Darman.

Adapun rumah Jumali berjarak 50 meter dari kediaman Darman. Sewaktu kejadian, Jumali beserta istri dan anaknya tengah tertidur. Ia tiba-tiba dikagetkan oleh bunyi keras.

"Saya kira Gunung Kelud meletus. Sebab, setelah terdengar ledakan keras, dari atap rumah berjatuhan material," ungkapnya

SUMBER: KOMPAS.com

https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/060600778/5-fakta-ledakan-dahsyat-di-blitar-diduga-berasal-dari-racikan-20-kg-bubuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke