Salin Artikel

Taman Satwa Semarang Berani Buktikan Kematian Gajah Sekar Bukan karena Eksploitasi

"Kami punya animal zoo menggunakan metode reward pakan. Jadi kalau ada orang menganggap ada eksploitasi, kita bisa buktikan," kata General Manager Semarang Zoo, Awaludin saat konferensi pers di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Selasa (21/2/2023).

Darmanto mengaku, perawatan yang diberikan oleh Semarang Zoo sudah sangat baik. Baik dari pemberian nutrisi, pakan dan pemeriksaan rutin.

"Semarang Zoo sudah sangat baik perawatannya. Baik nutrisi multivitamin, pakan, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin," tandasnya.

Pihaknya menyampaikan gajah berusia 67 tahun itu sebelumnya sempat mengalami sakit gigi sejak Kamis (26/1/2023). Akibatnya terjadi penurunan nafsu makan dan terjadi dehidrasi yang menyerang ginjal.

"Kita langsung melakukan tindakan medis, selama penindakan itu, Sekar ditempatkan pada ruangan terpisah untuk mengurangi aktivitas harian di Semarang Zoo," katanya.

Sementara itu, Dokter Hewan Semarang Zoo, Hendrik menyatakan gajah Sekar meninggal dengan menunjukkan gejala klinis tidak nafsu makan dan kondisi perut sebelah kiri bagian atas membesar.

"Awalnya dia mengalami sakit gigi, dengan adanya sakit gigi ini menyebabkan nafsu makan dan minum turun yang mengakibatkan dehidrasi dan dehidrasi ini menyebabkan ginjalnya kena. Gagal fungsi ginjal dan jatung yang ini lah yang menyebabkan perutnya membesar," paparnya.

Sebagai informasi, seekor Gajah Sumatera bernama Sekar meninggal dengan berat badan 1,9 ton. Bangkainya dikuburkan di sekitar Semarang Zoo.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/21/124709778/taman-satwa-semarang-berani-buktikan-kematian-gajah-sekar-bukan-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke