Salin Artikel

Melacak Jejak KKB Egianus Kogoya, Temuan Sepucuk Surat hingga Kamera DSLR

Kelompok Egianus membakar pesawat Susi Air pada 7 Februari 2023 lalu dan disebut menyandera sang pilot, Philip Mark Mertens.

Hingga kini keberadaan Kapten Philip yang merupakan warga Selandia Baru tersebut belum diketahui.

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani menyebutkan bahwa Egianus meninggalkan sepucuk surat di lokasi pembakaran pesawat Susi Air.

Surat tersebut diletakkan di tiang, tepatnya di sekitar Lapangan Terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

"Di Tempat Kejadian Perkara (TKP), kita menemukan surat yang ditinggalkan Egianus, kita tahu itu ditinggalkan karena ditaruh di tiang yang ditanam di depan TKP," tutur Faizal, Jumat (17/2/2023).

Surat itu ditandatangani oleh Egianus Kogoya. Berikut isinya:

"Dengan ini saya memohon kekuatan/militer TPN-OPM mengganggu fasilitas keamanan militer Indonesia. Ini bukan Papua atau masyarakat Indonesia. Mohon: jangan mengejar masyarakat, jangan menganggu masyarakat, jangan olok-olok masyarakat, jangan caci maki masyarakat. Yang menganggu fasilitas keamanan kami militer TPN-OPM, boleh kejar saya, saya tidak mundur satu langkah pun dan di mana bertemu sekali bertemu. Yang mengeluarkan surat komando ini, dikeluarkan Markas Besar PertahananTPN-OPM Papua Barat, Ndugama, Makodap III."

Faizal mengatakan, surat yang diketik dengan komputer itu tidak menjelaskan mengenai penyanderaan Kapten Philip Mark Merthens.

Namun, surat itu menunjukkan bahwa Egianus menjadi dalang di balik peristiwa tersebut.

"Setelah kita buka ternyata surat itu tertandanya sudah lama 17 Oktober 2018 tapi itu menunjukkan bahwa kejadian di Paro dilakukan oleh Egianus," kata dia.

Alat propaganda

Kemudian pada Sabtu (18/2/2023) tim gabungan TNI-Polri melakukan patroli di Kampung Yutpul, Distrik Khilmid, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Tim gabungan menemukan sejumlah barang yang diyakini sebagai alat propaganda KKB Egianus Kogoya.

Barang-barang itu antara lain kamera video profesional, kamera DSLR, kamera genggam, dan lainnya.

Ada pula sejumlah dokumen yang diduga terkait dengan keberadaan KKB di Nduga.

"Kami berhasil mendapatkan berbagai barang-barang yang diduga merupakan barang milik KKB yang selama ini digunakan untuk melakukan propaganda," kata Faizal dalam keterangan tertulis, Minggu (19/2/2023).

Faizal menambahkan, barang-barang itu telah disita dan diserahkan kepada penyidik kepolisian untuk diperiksa.

Egianus Kogoya dan kelompoknya tercatat melakukan aksi kejahatan sejak Desember 2017. Akibat aksi-aksinya, puluhan nyawa melayang.

"Total ada 65 aksi kejahatan sejak Desember 2017 hingga awal 2023. Korbannya pun cukup banyak, total 46 tewas karena ulah mereka, 34 warga sipil dan 12 aparat keamanan," jelas Faizal.

Selain itu, KKB Egianus juga dikenal memiliki banyak senjata rampasan.

"Mereka sepertinya punya lebih dari 20 senjata api, termasuk minimi, steyer, hingga GLM," katanya.

KKB Egianus Kogoya diketahui mengancam 15 petugas bangunan Puskesmas Paro, Sabtu (4/2/2023).

Berselang tiga hari kemudian, kelompok tersebut membakar pesawat milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Nduga.

Egianus juga diyakini membawa sang pilot Kapten Philip Mark Mertens.

Hal itu salah satunya diketahui dari video dan foto-foto kelompok itu bersama Philip Mark Mertens yang menyebar di aplikasi perpesanan.

Video tersebut dipastikan bukan menggambarkan kondisi terbaru, namun kejadian awal atau sesaat usai mereka membakar pesawat Susi Air.

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri telah menyatakan bahwa saat ini Kapten Philip berada bersama Egianus Kogoya.

"Pilot ada di kelompok Egianus, kita masih belum tahu kondisinya," kata Fakhiri di Mimika, Selasa (14/2/2023).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Khairina, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2023/02/20/050700278/melacak-jejak-kkb-egianus-kogoya-temuan-sepucuk-surat-hingga-kamera-dslr

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke