Salin Artikel

Cerita Lengkap Sobari Residivis yang Dituntut Mati di Ungaran, Mutilasi Korban Jadi 16 Bagian

Terdakwa terbukti memutilasi korban dalam 16 bagian dan beberapa bagian tak ditemukan terutama organ dalam karena dibuang di closet.

Kasus tersebut terungkap saat warga menemukan potongan tangan kanan dan kiri, satu tulang dan daging dalam satu plastik saat memancing di Kali Gede, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada Minggu (24/7/2022).

Tak menunggu lama, polisi berhasil menangkap pelaku, Sobari di wilayah Tegal pada Senin (25/7/2022) dini hari.

Korban diketahui bernama Khalidatunnimah (24) yang tercatat sebagai warga Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.

Korban bekerja di salah satu PT di daerah Ungaran.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan pembunuhan tersebut diawali cekcok keduanya pada Sabtu (16/7/2022) malam.

Tersangka yang sakit hati dengan perkataan korban kemudian membunuh korban dengan cara mencekik.

"Lokasi pembunuhan di kamar kos korban Jalan Soekarno-Hatta Bergas," terangnya di Mapolres Semarang, Selasa (26/7/2022).

Setelah korban meninggal, Imam yang kebingungan mengambil pisau dapur yang berkarat untuk memutilasi korban.

Mayat korban kemudian dibawa ke kamar mandi dan dipotong menjadi 11 bagian dan dimasukkan ke plastik kresek lalu dibuang ke beberapa tempat.

Potongan kaki dibuang di lahan sebelah PT. Starwig. Lalu potongan tangan dibuang di Sungai Gede Kretek. Potongan dada dan punggung di Sungai Wonoboyo. Sementara kepala dibuang di sungai samping Cimory.

Sementara itu bagian organ dalam dibuang ke kloset kamar mandi.

Atas perbuatannya tersebut Sobari mendekam dipenjara selama enam tahun di Lapas Tegal dan bebas Desember 2021.

Setelah keluar penjara, Sobari diketahui kembali mencari korban. Sobari mengaku masih mencintai korban dan berharap bisa kembali bersama.

Dia juga mengaku telah memberi barang untuk anaknya dengan Kholidatunnimah.

"Saya masih cinta Pak, kami saling sayang. Saya juga sering memberi barang untuk anak kami," kata Sobari.

Dari keterangan yang dihimpun, Sobari dan korban masuk ke kos tersebut sejak 1,5 bulan sebelum pembunuhan. Terdapat sekira 60 kamar di dua lantai yang disewa penghuni kos tersebut yang kebanyakan adalah pekerja pabrik.

Juni Anton, seorang tetangga kos mengatakan tak ada kejadian mencurigakan selama pembunuhan dan mutilasi berlangsung.

"Apalagi kita semua bekerja, paling kalau ketemu saling sapa tapi tidak tahu aktivitas masing-masing," terangnya, Kamis (28/7/2022).

Namun ajakan pelaku untuk kembali itu tampaknya ditolak oleh korban. Selain itu korban menyebut pelaku pengangguran sehingga hal tersebut membuat Sobari sakit hati.

Hal itu membuat Sobari nekat mencekik korban hingga tewas. Kemudian melakukan mutilasi pada jasad Kholidatunnimah.

Bahkan setelah melakukan aksinya, Sobari sempat pulang ke Tegal untuk menemui orangtua korban. Dia juga sempat menanyakan anaknya.

Ayah korban, Aswirto membenarkan bahwa anaknya pernah menjalin kasih dengan pelaku. Dia menduga pelaku mencoba untuk mengajak anaknya kembali bersama.

"Dulunya itu mantan. Satu kampung kenal dari kecil. Mungkin pelaku datang ke sana (Ungaran) dan minta balikan, padahal anak saya sudah ada suaminya. Mungkin dipaksa dan anak saya enggak mau. Akhirnya pelaku marah," kata Aswirto.

Sebelumnya, Aswirto mengungkapkan, saat berpacaran waktu SMP, terdapat permasalahan yang tak bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Musyawarah keluarga juga tidak ketemu solusinya. Akhirnya saya laporkan, dan masuk penjara. Kemungkinan minta bersambung lagi, kemungkinan, tapi anak saya sudah punya suami," kata Aswirto.

Namun, dia sakit hati dikatakan sebagai lelaki pengangguran dan membunuh perempuan idamannya tersebut serta melakukan mutilasi. 

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana | Editor : Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/02/16/175700578/cerita-lengkap-sobari-residivis-yang-dituntut-mati-di-ungaran-mutilasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke