Salin Artikel

Keluarga Miskin di Polewali Mandar Ini Tidur Serumah dengan Ayamnya

Keluarga yang terdiri dari Musdi (48), Kamsri (54), dan Putra (12) ini tinggal di gubuk berukuran 4x6 meter di Dusun Nganjuk, Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo. Mereka memilih tinggal bersama ayamnya karena takut dicuri orang.

Gubuk yang mereka tinggali berada di belakang permukiman warga. Mereka disebut mengalami gangguan mental dan keterbatasan fisik.

Tak ada fasilitas dan perabotan termasuk piring dan kursi. Keluarga ini setiap hari dan malam tinggal dan tidur bersama belasan ekor ayam peliharaannya, yang setiap hari tentu saja membuang kotoran dalam rumah.

“Memang sudah lama tinggal bersama ayamnya. Dulu warga pernah membuatkan kandang di belakang gubuknya, tapi karena alasan takut ayamnya dicuri orang, keluarga ini memilih tetap tinggal dalam rumah bersama ayamnya,” jelas Rustam, Kepala Dusun Nganjuk.

Rumah tersebut berdinding tembok bata yang belum diplester, dan beratap seng dari hasil renovasi bantuan setahun lalu.

Hanya terdapat satu tempat tidur dan balai-balai. Karena tidur dengan ayam, maka hewan itu kerap masuk kelambu tempat tidur, sehingga terlihat penuh kotoran.

Pendapatan keluarga ini pun tak menentu. Kamsri sang istri, bekerja sebagai penjual sapu lidi di pasar. Sementara Musdi dulu bekerja sebagai penjual rumput keliling ke pemilik ternak di Polewali Mandar. Mereka makin terpuruk setelah kebakaran menghanguskan rumah beserta perabotannya.

Di saat keluarga ini sedang membutuhkan bantuan dan uluran tangan, daftar namanya sebgai penerima sejumlah bantuan sosial justru dicabut pemerintah tanpa alasan.

Praktis, keluarga kurang mampu ini terpaksa hanya mengandalkan bantuan tetangga sekitarnya, serta pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari..

Pendapatan Kamsri sebgai pedagang sapu di Pasar Wonomulyo jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga kecilnya.

Sementara sang ayah, Musdi sudah beberapa tahun kesulitan berjalan lantaran kakinya menderita luka bakar hingga lumpuh. Jangankan bekerja mencari nafkah, Musdi bahkan kerap meminta bantuan orang lain untuk berjalan.

“Saya bisanya jualan sapu di pasar. Bapaknya sudah tidak mampu bekerja sejak musibah kebakaran hingga kakinya terbakar,” jelas Kamsri.

Anaknya, Putra pun demikian, ia tidak bisa bicara sejak lahir. Karena mengalami keterbelakangan mental sejak lahir, Putra tentu saja tak bisa diharap menjadi tulang punggung ekonomi unutk menopang hidup keluarga kecilnya.

Rustam melanjutkan, sejak 2016 keluarga itu mendapat Bantuan Pangan Non Tunai atau (BPNT) dan Penerima Keluarga Harapan (PKH).

Namun sejak pandemi Covid-19, hingga saat ini, namanya hilang dari daftar penerima bantuan. Sehingga satu keluarga terpaksa hanya mengandalkan belas kasihan tetangga atau para dermawan yang bersimpatik.

Rustam juga mengakui jika tiga warga yang hidup dalam satu rumah tersebut sudah lama tidak menerima bantuan sosial berupa PKH dan BPNT, karena namanya tercoret dari daftar penerima manfaat sosial.

Mirisnya, lantaran tidak adanya peralatan dapur yang dimiliki, keluarga ini terpaksa makan menggunakan wadah ember yang biasa digunakan untuk memberi makan pada ayam-ayam peliharaannya.

Rustam mengatakan, sebelum Musdi mengalami luka bakar pada kakinya, ia kerja serabutan seperti menjual rumput. Saat itu meski pendapatannya tak banyak namun kehidupan ekonomi keluarganya tak sesulit saat ini.

Warga sekitar yang prihatin dengan kondisi kehidupan tetangganya itu pun kerap secara bergantian memberikan bantuan makanan dan kebutuhan apa saja seikhlasnya.

Ia mengatakan tetangga sekitar rumah, sudah memahami kondisi satu keluarga tersebut. Sehingga warga sekitar sering memberikan bantuan apa saja terutama berupa makanan siap saji.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/01/161236078/keluarga-miskin-di-polewali-mandar-ini-tidur-serumah-dengan-ayamnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke