Salin Artikel

Dipicu Masalah Tambang Ilegal, Warga Cegat Iring-iringan Bupati Pasaman Barat

Aksi itu diduga dipicu karena kekecewaan masyarakat terhadap adanya praktek tambang ilegal di kawasan sungai Taming yang menyebabkan air sungai keruh dan sering terjadi banjir.

Akibat aksi itu, iring-iringan mobil dinas Hamsuardi terpaksa balik arah.

Kapolsek Ranah Batahan, Iptu Muswar Hamidi menyebutkan peristiwa terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, usai Hamsuardi mengikuti acara di perbatasan Pasaman Barat dengan Kabupaten Madina, Sumatera Utara.

"Iring-iringan Bupati dicegat sekitar pukul 13.00 WIB, dan sempat tertahan sekitar satu jam sampai akhirnya Bupati balik lagi menuju ke Madina," kata Muswar yang dihubungi Kompas.com, Senin (30/1/2023).

Muswar menyebutkan sebenarnya peristiwa diduga berawal dari adanya aspirasi warga kepada Hamsuardi beberapa bulan lalu yang disampaikan ke kantor bupati di Simpang Empat, Pasaman Barat.

Aspirasinya terkait adanya dugaan aktivitas tambang ilegal di Sungai Taming yang menyebabkan air keruh dan sering terjadi banjir.

"Aksi itu berlanjut ketika bupati menghadiri acara di perbatasan yang lokasinya dekat dengan Taming," kata Muswar.


Awalnya, saat acara berlangsung ada sekitar 20 warga yang datang berorasi di lokasi acara.

"Warga semakin ramai datang sampai sekitar seratusan dan meminta bupati untuk berdialog," kata Muswar.

Bupati kemudian menyanggupi untuk berdialog di sebuah masjid, namun tiba di jembatan Taming, iring-iringan mobil dinas bupati akhirnya dicegat.

"Sempat terjadi dialog, tapi kondisi kurang bagus sehingga Bupati balik arah kembali ke Madina dan warga membubarkan diri setelah kita minta," kata Muswar.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/30/132730578/dipicu-masalah-tambang-ilegal-warga-cegat-iring-iringan-bupati-pasaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke