Salin Artikel

Kasus TBC di Sumbawa Capai 763 Pasien pada 2022, 26 di Antaranya Meninggal

SUMBAWA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat, total pasien Tuberkulosis atau TBC di Kabupaten Sumbawa sebanyak 763 pasien, 26 di antaranya meninggal dunia.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Sarip Hidayat mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menangani penyakit tersebut.

"Strategi kegiatan yang kita lakukan dalam eliminasi yaitu temukan kasus sebanyak-banyaknya dan obati sampai sembuh atau dikenal dengan TOSS TBC," kata Sarip saat ditemui, Kamis (26/1/2023).

TOSS TBC merupakan salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien agar menghentikan penularan TBC di masyarakat.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan adanya kuman Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Penyakit infeksi yang menular dan juga dapat menyerang organ tubuh, terutama paru-paru.

Menurutnya, pemerintah menargetkan NTB bebas TBC pada tahun 2025. Sehingga, ada angka perkiraan penderita TBC atau target yang harus dicapai dalam penemuan kasus dan itu diberikan pusat setiap tahun.

Ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan untuk menemukan kasus TBC di lapangan.

Yakni, investigasi kontak ke tempat berisiko, seperti wilayah padat penduduk. Selain itu, ada juga investigasi kontak pada keluarga pasien yang masih aktif pengobatan TBC dengan mengetes 20 orang yang ada di lingkungan keluarga. Sebab, ada risiko penularan pada orang sekitar dan harus segera mendapatkan penanganan.

Setelah itu, orang dengan gejala TBC akan menjalani pemeriksaan mikroskopis terhadap bakteri tahan asam atau tes cepat molekuler. Namun, alat tes itu tidak ada di semua kecamatan, hanya ada di RSUD Sumbawa dan UPT Puskesmas Unit I Sumbawa.

Kegiatan selanjutnya, edukasi dengan mengumpulkan orang pada suatu wilayah kemudian diberikan informasi terkait TBC. Petugas akan memberikan pot sputum untuk mengetes dahak.

Berdasarkan data pada tahun 2021, total TBC terkonfirmasi 478 kasus, sedangkan tahun 2022 per bulan Desember total kasus 763.

Sementara, pada beberapa tahun terakhir, Kecamatan Sumbawa memiliki angka tertinggi kasus TBC. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, antara lain kepadatan penduduk dan tingginya mobilitas.

Penularan TBC lewat droplet udara juga mudah terjadi saat masyarakat berinteraksi di ruang publik tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Sarip, butuh kepedulian semua pihak agar standar protokol kesehatan pada Covid-19 digunakan dalam eliminasi TBC, di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.

Selain itu, masyarakat juga harus rutin memeriksa kesehatan ke faskes. Hal itu karena ada jenis TBC laten, yaitu tidak ada gejala tetapi ada bakteri di tubuhnya. Hal itu harus diobati sebelum menular ke orang lain.

“Pasien yang sudah sembuh, tidak akan menularkan lagi. Dan fase pengobatan selama 6 bulan itu, ada fase intensif dan aktif pada pasien. 2 bulan minum obat, pemeriksaan skrotum, tapi harus tetap minum obat selama 6 bulan,” ujar Sarip.

“Kendala yang kita hadapi, banyak pasien putus minum obat setelah 2 bulan karena merasa sembuh, padahal belum," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/26/134019878/kasus-tbc-di-sumbawa-capai-763-pasien-pada-2022-26-di-antaranya-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke