Salin Artikel

Jambi Dilanda Banjir, Ratusan Rumah dan Tempat Ibadah Terendam

Ratusan rumah, tempat ibadah, gedung sekolah, kantor pemerintahan dan jalanan kota terendam banjir.

Banjir yang melanda Jambi kali ini, ada dua tipe: pertama karena air laut pasang atau banjir rob terjadi di Kota Tungkal, Kabupaten Tanjab Barat, kemudian banjir karena intensitas hujan tinggi, di Desa Sepintun, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.

Banjir rob di Kota Tungkal tingginya bervariasi di antara 50-100 sentimeter yang terus mengalami peningkatan sejak pukul 16.00 WIB, Rabu (25/1/2023).

Air merendam rumah ibadah, sekolah, area perkantoran, pemukiman dan melumpuhkan aktivitas pengendara.

“Banjir baru surut tadi malam. Banjir rob disebabkan cuaca ekstrim yang dipengaruhi perubahan iklim, bukan karena intensitas hujan yang tinggi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Tanjungjabung Barat, Zulfikri melalui pesan singkat, Kamis (26/1/2023).

Ia mengatakan banjir rob belakang memang kerap terjadi.

Banjir musiman kali ini berbeda, karena sampai menenenggelamkan seluruh jalanan di kota, bahkan merendam masjid agung Istikamah, yang belum pernah terjadi sejak puluhan tahun terakhir.

Banjir rob yang terjadi karena dampak perubahan iklim yang semakin menguat, telah terjadi sejak Desember tahun lalu hingga puncaknya Januari 2023.

Dia memprediksi banjir masih akan terjadi hingga Februari mendatang.


Kenaikan air laut juga berpotensi besar menyebabkan dampak banjir rob semakin luas.

Namun Zulfikri meyakini banjir rab yang biasanya 3-4 jam, mampu bertahan lebih dari kebiasaan karena kondisi drainase yang terjadi pendangkalan dan penyempitan.

Untuk saat ini, dia mendata rumah-rumah terendam banjir. Dia melaporkan, sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat banjir.

“Iya banjir rob menggenangi sejumlah ruas jalan kota, juga merendam pemukiman warga. Memang tahun ini volume air sangat tinggi jika dibanding tahun sebelumnya tentu ini mengganggu pengendara. Bahkan beberapa masjid ikut tergenang seperti Masjid Agung Al-Istiqomah tidak pernahnya terjadi sejak beberapa tahun terakhir,” katanya.

Zulfikri mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman hewan liar dan menjaga anak-anak agar tidak mandi digenangan air yang naik dipermukaan.

Selanjutnya, ke depan pemerintah akan memperbaiki drainase dan melarang masyarakat membuang sampah sembarangan, yang akan mengotori laut dan lingkungan.

Sementara itu, 75 rumah milik warga di Desa Sepintun Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun Jambi terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1 meter.

Banjir yang merendam rumah warga dampak dari intensitas hujan tinggi.

“Intensitas hujan yang tinggi membuat satu desa terendam banjir. Ada 75 rumah warga yang terendam,” kata Pj Bupati Sarolangun Jambi, Hendrizal.

Ia mengatakan desa ini memang menjadi langganan banjir setiap tahun, lantaran adanya luapan Sungai Telisak, yang membelah wilayah tersebut.

Dirinya mengaku belum melakukan evakuasi lantaran debit air belum menunjukkan peningkatan.

Kendati demikian, pemerintah telah memberikan bantuan sembako bagi warga, terutama obat-obatan untuk pencegahan dini, apabila air naik secara drastis.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/26/115057778/jambi-dilanda-banjir-ratusan-rumah-dan-tempat-ibadah-terendam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke